Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Puisi | Membuka Mata

Diperbarui: 29 Maret 2020   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuan, saya tahu Anda memiliki mata. Tapi, saya tidak tahu apakah Anda bisa melihat. Apakah Anda punya rabun senja setelah senja dicuri Sukab? Tapi, saya dengar Anda akrab dengan wong cilik. Mungkin juga karib dengan wong licik. Siapa tahu banyak orang berpura-pura baik, tapi punya pikiran picik dan licik. Tapi Tuan, tidak banyak orang punya kesempatan memanggul nasib ratusan juta manusia. Meski bisa jadi, ratusan juta manusia itu dipanggil di pundak Anda, dan kemudian Anda menjadi Sisyphus, Raja yang dikutuk terus-terusan memanggul batu. Berharap sampai puncak. Namun akan terus menggelinding lagi ke bawah. Miriplah dengan pertumbuhan ekonomi di tengah wabah. Mau apapun caranya semua akan ambruk. Tidak akan ada yang tunduk pada kehendak manusia. Alam menunjukkan wajahnya. Seperti Janus. Wajah yang indah, dan wajah yang marah. Wajah yang kasih, dan wajah yang pedih. Tuan, saya tahu Anda memiliki mata. Kita semua. Tapi saya tahu apakah Anda memiliki hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline