Mula-mula seorang bertanya di grup WA, apakah ada teman-teman di sini yang memang sengaja memfollow/like Fanpage Anies Baswedan?
Kupikir ada apa kok ditanya seperti itu. Aku pun mengecek FB-ku, seingatku sih tidak pernah ya. Karena memang ada larangan keras terutama saat masa pilkada untuk bahkan me-like postingan salah satu calon yang bertarung dalam ajang pilkada bagi ASN. Ternyata benar, saya tidak memfollow beliau. Namun, beberapa teman yang merasa tidak pernah memfollow, ternyata masuk dalam fans di Fanpage tersebut.
Apa mungkin akun Facebook kita mem-follow/like Fanpage secara otomatis?
Tak lama kemudian, di grup yang berbeda, hal itu juga mulai dibahas. Malah yang mengejutkan, beberapa teman yang kukenal "haters" malah memfollow beliau.
Berbagai spekulasi pun bermunculan. Memang ada auto script yang memungkinkan akun-akun Facebook untuk mem-follow secara otomatis suatu Fanpage. Dulu, hal ini banyak dilakukan oleh toko-toko online. Namun, setahu saya, lama-kelamaan hal itu semakin mustahil dilakukan sebab keamanan Facebook dalam menjaga privasi semakin ketat.
Pengalaman saya saat menjadi admin Fanpage sebuah toko online pun harus mencari fans secara manual dengan menciptakan engagement yang baik dengan beriklan, lalu mengundang mereka yang berinteraksi dengan postingan tersebut satu per satu. Auto script yang pernah berfungsi (semisal untuk otomatis mengundang semua orang yang menjadi teman para admin) pun sudah tidak berfungsi.
Facebook memang berbenah. Namun, kemampuan hacker juga pasti berkembang. Adanya auto like Fanpage itu adalah sebuah fakta karena memang banyak sekali orang yang mengeluhkan hal yang sama. Meski ada kemungkinan juga, ini bentuk denial karena sebelumnya kita tahu Anies banyak dikagumi dengan program Indonesia Mengajarnya dan bahkan berada di pihak yang sama dengan mereka.
Namun, apakah secara otomatis pula yang mengoordinasi hal itu adalah pemilik Fanpage yang bersangkutan?
Politik mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam menilai sesuatu. Lebih-lebih lagi tidak percaya pada pihak mana pun karena politik penuh deception. Apalagi yang mula-mula menghebohkan soal auto like ini kita tahu pilihan politiknya.
Jadi, kedua belah pihak masih mungkin terlibat dalam auto like tersebut. Kecuali pelakunya bisa ditangkap, meski saya sangsi... karena Facebook yang ketat saja bisa ia kelabui, apalagi warganet dari negara berflower aka wkwkland ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H