Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Undangan Melihat Kamp Muslim Uighur

Diperbarui: 18 Desember 2019   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muslim di Xianjiang. Sumber: Arrahmahnews.com

Siapa mau mengunjungi Tiongkok? Tawaran dari Dubes Tiongkok untuk Indonesia ini mungkin bisa dipertimbangkan. Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian, mempersilakan masyarakat Indonesia untuk melihat langsung kondisi muslim Uighur, di Xinjiang, China. Xiao Qian juga menyatakan  kondisi wilayah Xinjiang aman untuk dikunjungi.

Namun, warganet ternyata tidak kurang akal. Mereka menemukan kenyataan lain. Ada undangan untuk influencers sosial media Indonesia untuk mengunjungi Tiongkok, namun di luar Xinjiang. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membatasi sentimen anti-China di Indonesia dan menunjukkan kehidupan muslim di China sebenarnya baik-baik saja.

tangkapan layar pribadi

Yang lebih asik adalah para influencer peserta tur tersebut dibayar USD500 per hari, dan boleh mengepos apa saja selama perjalanan. Wilayah yang menjadi konstrasi kamp muslim Uighur sendiri sebenarnya ada di Xianjiang yang tidak dikunjungi.

Terkait Uighur, pada tengah tahun lalu, 22 delegasi dari Uni Eropa, Australia, Selandia Baru, Jepang dan Kanada, meneken surat yang memprotes kamp penahanan Cina di Xinjiang, di mana satu juta orang mayoritas Uighur dilaporkan telah ditahan.

Mulanya, Tiongkok menyangkal keberadaan kamp, meski akhirnya mengakui ada kamp namun menyebutnya sebagai pusat pendidikan kejuruan di Xinjiang. 

Bagaimana kondisi asli yang terjadi, kita tidak tahu pasti, dan hanya menyandarkan kepercayaan pada pemberitaan yang kita percayai valid. Namun, seorang teman yang pernah berkuliah di Jepang pernah bertanya pada profesornya di kelas yang membahas geopolitik dunia tahun 2017 lalu. Muslim Uyghur di negara dengan populasi terbanyak sedunia itu.

Profesor yang juga penasihat militer itu mengatakan kondisi muslim di sana (saat ini-2017) baik-baik saja, diperhatikan dengan baik, diberi fasilitas seperti warga etnis lainnya. Masjid banyak dan terbuka di mana-mana. Muslim, bisa beribadah dengan baik.  Namun, kota dan etnis itu, sebetulnya menghalangi jalur impian yag sedang mereka bangun. Kota dan etnis itu, serta Asia Tengah yang mayoritas muslim menjadi penghalang sehingga pembangunan di jalut darat menjadi terputus untuk sementara.

Sekarang, mereka memang baik-baik saja, tapi saya tidak tahu bagaimana nanti. 

Kenyataannya? Mungkin kita perlu memenuhi undangan Dubes China itu. Tapi eits, memangnya followersmu berapa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline