Biarkan aku menghabiskan
Sekaleng Coca Cola itu
Sehingga aku akan berdiri
Di tengah-tengah perang dagang
Antara Amerika dan Cina
Sehingga aku tak akan merindukan
Ponsel baru buatan Cinaku yang hilang
Yang di dalamnya beperangkat
Android dan Google Services
Tetapi di negara ber-flower aka berkembang
Yang sering merasa negara besar dan kaya
Karena membeli aka mengimpor barang
Dari mana saja
Ponsel seseorang hilang tak penting lagi
Kematian dan cinta juga tak begitu penting lagi
Segalanya mampu menjadi narasi
Semisal:
"Ponsel yang hilang itu memfoto saya
Ketika sedang berkampanye di...."
Atau
"Istrimu yang mati itu memilih saya
Ketika pemilu di...."
Atau
"Cinta dan semua budak cinta itu bangsat
Karena saya menjomlo sudah lama di...."
Huh, tetapi di samping Coca Cola itu
Ada Sprite dan Fanta
Betapa aku sudah jadi budak asing
Di sebelahnya, minuman sarang burung walet
Asli buatan Malaysia
Shit, Malingsia!
Shit, sumpah serapah ini
Tak akan membuat ponsel hilangku kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H