Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Plastik Bogor dan Tupperware yang Lebih Menakutkan dari Dementor

Diperbarui: 10 Mei 2019   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Metro Bogor

Percaya nggak kalau Kota Bogor sudah melarang penggunaan kantong plastik?

Beberapa bulan lalu, saat mengajak anak bermain ke Kebun Raya Bogor, aku sempat singgah di Botani Square, dan berbelanja di sana. Eh ternyata, nggak dikasih plastik dong. Kaget, ternyata Pemerintah Kota Bogor berani menerapkan kebijakan yang seolah kecil tapi sebenarnya penting buat lingkungan.

Ternyata, Pemerintah Kota Bogor resmi melarang penyediaan kantong plastik di ritel modern dan pusat perbelanjaan terhitung mulai 1 Desember 2018. Kebijakan larangan penggunaan kantong plastik di ritel modern dan pusat perbelanjaan itu diatur dalam Peraturan Wali Kota Nomor 61 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong plastik.

Akibat itu, kami pun terbiasa membawa goodie bag sendiri (yang biasanya berwarna hijau). Bukan hanya kalau ke pusat perbelanjaan modern, bahkan ke pasar pun kami membawa itu.

Masa' Warga Kalah Sama Pemerintah

Setelah mengetahui hal itu, aku berbincang dengan istriku. Kira-kira apa ya yang bisa kulakukan untuk mengurangi penggunaan plastik? Istriku kemudian menyerahkan sebuah botol. "Bawa botol ini ke kantor, Abi."

Sederhana. Aku yang pengguna kereta dari Citayam ke Jakarta selalu membutuhkan air minum. Dalam sehari, kadang aku beli sampai dua air minum dalam kemasan botol. Artinya, aku menyumbang dua sampah botol plastik per hari. Dengan membawa botol minum dari rumah (dan isinya), aku mengurangi penggunaan botol plastik sekaligus menghemat biaya beli air minum. 

Di rumah sudah bawa minum. Ketika hendak pulang, isi dulu botol yang sudah kosong di kantor. Berangkat dari hal itu, selama puasa ini aku juga melakukan hal yang sederhana.

Apa yang sering kita lakukan ketika menjelang berbuka? Jawabannya membeli pabukoan. Makanan untuk berbuka itu pasti dibungkus dengan plastik 'kan? Saya cuma dibekali Tupper Ware kesayangan istri. "Kamu bawa ini saja, nanti makanannya dimasukkan ke dalam sini."

Wudore.com

Jadi begitulah cara sederhana yang kulakukan. Meski harus hati-hati juga, kalau sampa Tupper Ware itu hilang, celaka dua belas. Alamat perang dingin, senyum pun tidak. Dementor kalah menyeramkan. Bahkan bila ketinggalan di kereta, harus kutelepon itu layanannya untuk memastikan Tupper Ware tersebut masih ada dan harus kuambil pula di stasiun Bogor. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline