Menjelang pemilihan umum, selain ramai mengenai calon Presiden, salah satu ucapan yang ramai adalah "ketidaksukaan" sejumlah pihak terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Lini masa saya (yang harus saya akui penuh juga orang-orang liberal) dengan getol mengumbar kebencian terhadap partai satu ini.
Tak sungkan mereka mengatakan akan "menenggelamkan" PKS. Bahkan di Kompasiana, beberapa penulis yang rajin dengan getol berharap partai ini tidak melewati ambang batas parlemen. Entah bagaimana caranya.
Pada saat itu, saya merasa tak yakin dan justru berpikir PKS setidaknya akan mencapai suara 8%. Target internal partai sendiri menargetkan suara yang diraih mencapai dua digit. Hasil Quick Count kemudian menampilkan hasil yang mirip prediksi saya.
- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis perolehan suara PKS 8,04 persen.
- Indikator Politik Indonesia merilis persentase suara PKS sebesar 8,18 persen.
- Charta Politika merilis persentase suara PKS sebesar 8,9 persen.
- Indobarometer merilis persentase suara PKS sebesar 8,79 persen.
- Litbang Kompas merilis persentase suara PKS sebesar 8,54 persen.
- Populi merilis persentase suara PKS sebesar 8,2 persen.
Hasil Quick Count tersebut memang masih di bawah target PKS. Namun, hasil itu sudah di atas hasil pemilu 2014 yang tidak mencapai 7%.
Ada beberapa alasan kenapa PKS gagal ditenggelamkan. PKS masih menjadi magnet tersendiri dengan alasan-alasan tersebut. Berikut alasannya:
PKS (Masih) Partai yang Anggotanya Paling Sedikit Korupsi
Dari infografis di atas, sejak tahun 2002, PKS adalah partai dengan jumlah koruptor paling sedikit. Terlepas dari dalih PKS tak pernah benar-benar berada di tampuk kekuasan dan mempertimbangkan ucapan Lord Acton, power tend to corrupt.
Pada tahun 2017, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M. Syarif menilai, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki rekam jejak yang baik soal transparansi dan akuntabilitas keuangan partai politik. PKS pun merupakan partai yang dianggap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) paling sering melaporkan gratifikasi.
Andai 2014 lalu, PKS tak tersandung kasus LHI, bisa jadi perolehan suaranya lebih besar lagi.
PKS Adalah Partai Kader
PKS adalah partai dengan kaderisasi terbaik. Hal itu diakui berbagai kalangan. Tudingan radikalisme masuk ke sekolah-sekolah atau kampus-kampus menurut saya adalah rasa takut lawan politik PKS mengingat perkenalan anak muda dengan PKS kerap terjadi semenjak di ROHIS. Pengajian yang dilakukan anak sekolah, dengan liqo, adalah pendidikan tarbiyah ala PKS.