Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Puisi | Hari Roller Coaster

Diperbarui: 1 Maret 2019   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: CNN

Teringat, ajakanmu berlibur ke taman bermain 
menaiki berbagai wahana 
Dadaku sudah kuikat erat-erat 
ketika kauajak aku berkenalan dengan kora-kora 

tetapi ada yang lebih kutakutkan 
selain rasa takutku pada keseruan 
kau akan menganggapku ayah pengecut 

Tetapi, Nak, hari-hari ayah sudah 
seperti naik roller coaster 
meski hanya sering di depan komputer 
dunia telah tampak kejam di sana 

Orang-orang sibuk mencaci dan merasa benar sendiri
berusaha menjadi netral
dianggap orang tak punya akal

Lalu, kau terus menagih, untuk mencari keseruan lain
Tornado misalnya
Angin jahat itu akan mengobrak-abrik isi dada

Aku menelan ludahku sendiri
Dan tornado lain, ketika tiba-tiba
kudapatkan kabar, kau masuk rumah sakit
instalasi gawat darurat
hasil laboratorium mengatakan kau harus dirawat

Tetapi rumah sakit penuh. Dipenuhi luka

Setiap orang memang terluka
meski ada sebagian yang tak sadar
dirinya terluka
bahkan jauh lebih nganga

Perasaan seorang ayah dijumpalitkan
dari telepon ke telepon
ketika sang petugas berkata tak tersisa lagi
ruangan untuk merawatmu

Sehingga aku berharap angin itu
menerbangkan kita ke tempat yang jauh
ke tempat tak ada satu orang pun merasa sakit
dan kita menjadi pasien sendirian

Eksklusif
seperti para penyair, jika tak ingin disebut kesepian

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline