Kemarin, 11 September, Kang Emil (Ridwan Kamil) secara resmi diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju Pilgub Jawa Barat. Dukungan ini membuat langkah Kang Emil untuk ikut serta dalam Pilgub menjadi semakin pasti.
Sebelumnya, Nasdem telah lebih dahulu mendeklarasikan Ridwan Kami. Nasdem memiliki 5 kursi. PKB memiliki 7 kursi. Sementara syarat untuk menjadi calon gubernur adalah 20% kursi DPRD atau 25% akumulasi suara sah. Jawa Barat memiliki 100 kursi DPRD. Artinya, untuk menjadi seorang calon gubernur, minimal harus ada 20 kursi. Saat ini, Kang Emil sudah memegang 12 kursi, tinggal 8 kursi lagi, Kang!
Selain Nasdem dan PKB, PDIP punya 20 kursi, Golkar 17 kursi, dan PKS 12 kursi. Demokrat 12 kursi, Gerindra 11 kursi, PPP 9 kursi, PAN 4 kursi, dan Hanura 3 kursi. Dari peta kursi ini, hanya PDIP yang dapat mengajukan calon gubernur tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. PKS dan Gerindra yang sudah bergandeng mesra juga sudah pasti akan mengajukan calonnya sendiri. Tersisa kursi dari Golkar, Demokrat, PPP, PAN, dan Hanura.
Dari peta tersebut, bisa pula diasumsikan, maksimal bisa muncul 4 calon gubernur Jawa Barat:
1. Dari PDIP (20 kursi)
2. Dari PKS-Gerindra (23 kursi)
3. Dari Golkar-Hanura (20 kursi)
4. Dari Demokrat-PAN-PPP-PKB-Nasdem (37 kursi)
Asumsi di atas sebenarnya adalah asumsi yang sangat polos karena sampai saat ini pihak yang sudah pasti bisa mencalonkan gubernur baru pihak no. 1 dan 2.
Mengingat Jawa Barat begitu strategis, partai politik pasti akan mencoba membangun koalisi yang kuat demi kepentingan yang lebih besar. Jawa Barat adalah provinsi dengan pemilih terbesar dalam Pemilu. Tentu, pertarungan pilgub ini akan menjadi pertarungan untuk kepentingan 2019 nanti.
Komunikasi politik antar parpol terus terjalin. Yang terbaru, PDIP misalnya, berkomunikasi dengan Demokrat. Sebenarnya, rasanya tak masuk akal bila ada koalisi antara keduanya. Tapi, bertemunya Megawati dan SBY dalam perayaan Hari Kemerdekaan lalu, bisa jadi simbol bahwa tak ada yang tak masuk akal dalam politik. Setelah kekalahannya dalam pemilu 2014, Demokrat kini menjadi partai yang sulit ditebak sekaligus teramat berhati-hati. Bisa jadi, jika ia merasa tak akan bisa memenangkan pilgub Jabar ini, ia tak akan ngoyo dan ambil jalan tengah: netral.