Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Curug Cibareubeuy dan Sebuah Metafora

Diperbarui: 5 Maret 2016   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang penyair dari Jawa Barat mengirimiku pesan minggu lalu. "Pring, jalan yuk!" katanya sambil mengunggah foto sebuah air terjun di instagram.

Dia tahu aku punya hobi jalan-jalan dan kami sudah lama berwacana mau menjelajah tempat wisata di sekitar Bandung sejak ia tahu aku telah pindah ke Bandung. Baru Kamis lalu wacana itu terealisasi. Gokilnya, kami sama-sama tidak tahu dan belum pernah ke tempat yang ingin kami tuju.

"Pokoknya mah di Subang banyak air terjun. Kita ke sana saja," ujarnya.

Melewati Lembang, sambil googling kami kemudian memutuskan akan ke Curug Cibareubeuy. Dari jalan utama, kami berbelok ke Jalan Sari Ater. Tidak tergoda untuk mandi air panas di Sari Ater, kami meneruskan perjalanan hingga Desa Cibeusi. Motor diparkirkan di tempat penitipan. Kemudian kami berjalan kaki. Jaraknya sekitar 4 kilometer.

Aku sebenarnya agak bergidik mendengar angka 4 kilometer itu. Maklum, aku baru saja sembuh dari asma pagi itu. Malamnya saja suara tikus masih menghinggapi dadaku. Tapi, sembari meyakinkan diriku, aku pasti bisa menempuh perjalanan ini.

Ada dua jalur jalan untuk menuju Curug Cibareubeuy. Jalur pertama langsung naik ke bukit, melewati hutan. Dan jalur kedua, melewati persawahan dengan jalan meniti di pematang, meloncat dari batu ke batu. Kami memilih jalur kedua dengan alasan medan dan situasi. Musim penghujan akan membuat tanah lebih becek dan licin. Jalur yang lebih banyak mendaki akan lebih sulit dilalui. Kemudian situasi lebih aman di persawahan karena banyak petani. Kalau ada apa-apa bisa langsung bertanya ke petani ataupun meminta bantuan mereka.

[caption caption="Dokumentasi Pribadi. Berdiri menikmati curug."][/caption]

Belum separuh perjalanan, napasku sudah ngos-ngosan. Beberapa kali kami beristirahat, duduk d atas batu dan bertanya, "Masih jauh nggak sih?" Sampai kemudian sebuah pemandangan membuat semangat. Air terjun itu terlihat dari kejauhan. Di sini, saya meresapi satu hal. Apabila kita menetapkan sebuah tujuan ataupun sebuah visi, tujuan/visi tersebut selain terukur juga harus dapat terlihat. Jika setiap kita mampu melihatnya, dengan rela dan semangat kita akan menujunya.

[caption caption="Dokumentasi Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Dokumentasi Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="dokumentasi pribadi"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline