Lihat ke Halaman Asli

Upaya Menurunkan Stunting Melalui Kegiatan Gerakan Pramuka Saka Bakti Husada

Diperbarui: 31 Mei 2018   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelantikan MABI Saka Bakti Husada Kwartir Cabang Pesawaran / 14 Mei 2018

KETIKA dunia semakin canggih akan teknologi, tapi kualitas kesehatan manusianya masih belum mencapai titik baik  saat ini akan menjadi persoalan. Indonesia sendiri masih banyak menyimpan manusia dengan kualitas kesehatan buruk dan tidak bisa dipungkiri, mereka belum bisa mendapatkan akses kesehatan tersebut.

Berbicara mengenai persoalan kesehatan, Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI Nila Moeloek, mengungkapkan salah satunya adalah persoalan stunting dalam sambutanya di Rakerkesnas 2018.

Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan dimana tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisi -2 standar deviasi (SD)  dibawah median panjang atau tinggi yang menjadi referensi internasional. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi stunting pada anak yakni faktor langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi serta faktor tidak langsung yakni pengetahuan gizi yakni pengetahuan tentang gizi, pendidiakan orang tua, pendapatan orangtua, distribusi makanan, besar keluarga(Supariasa, Bakri, & Fajar, 2002).

Kasie Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Lampung, dr. Asih Hendrastuti menuturkan saat pemberian materi Peran Serta Saka Bakti Husada Terhadap Pembangunan Kesehatan dalam acara Pembinaan  kepada anggota Gerakan Pramuka  Saka Bhakti Husada Kabupaten Pesawaran di Aula RM Enam Saudara Gedong Tataan, 14 Mei 2018 menuturkan Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronik pada anak. Itu terjadi akibat anak kekurangan nutrisi dalam waktu cukup lama. Anak yang mengalami stuntingtidak memiliki perbedaan perilaku dengan anak sehat pada umumnya, stunting baru diketahui  ketika anak mulai berusia dua tahun.

Meski begitu, faktor risiko anak mengalami stunting bisa bermulasejak proses kehamilan. Faktor risiko stunting juga bisa terlihatsaat bayi baru lahir, risiko itubisa terjadi pada bayi dengan beratbadan lahir ringan (BBLR), kurang dari 48 cm juga berisiko mengalami stunting. Artinya itu menunjukkan ada masalah selamamasa kehamilan.

Salah satu  upaya menurunkan stunting dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gerakan Pramuka Saka Bakti Husada Peduli Sehat. "Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambah pengalaman dan pemberi kesempatan untuk membuktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan, Satauan Karya Bakti Husada merupakan mitrauntuk  mewujudkan kader pembangunan dibidang kesehatan,yang dapat membantu melembagakan norma Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi semua anggota Gerakan Pramuka Saka Bakti Husada dan masyarakat diligkunganya," pungkasnya.

Pemberdayaan masyarakat  melalui kegiatan Gerakan Pramuka Saka Bhakti Husada Peduli Sehat adalah pemberdayaan masyarakat, dimana petugas kesehatan dan mitra melakukan kegiatanmenyebarluaskan informasi atupun penyuluhan tentang kesehatan dan pendampingan yang cukup intensif, kemudian anggota saka bakti husada dibimbing, agar dapat mengambil peran utama.

 Masyarakat yang berdaya akan menjadi faktor kunci keberhasilan dan kesinambungan suatu program. Oleh karena itu, upaya menurunkan stunting melalui kegiatan gerakan Pramuka Saka Bakti Husada yang harus dilakukan adalah memberdayakan anggota Saka Bakti Husadadengan memberi bekal pengetahuan dan keterampilan melakukan promosi kesehatan di masyarakat serta menciptakan lingkungan yang mendukung terwujudnya kesehatanupaya menurunkan stunting yang baik bagi masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline