Lihat ke Halaman Asli

Burung Kertas Untuk Bu Guru Putri

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jangan lupa makan ya." Sebuah pesan singkat masuk ke ponselku.

Aku tersenyum membacanya.

Ah, dia memang tak pernah lupa mengingatkanku.

Satpam baruku, demikian aku menjulukinya. Sebenarnya lebih tepat kalau dia menjadi pengasuhku, sebab bukankah itu tugas pengasuh untuk mengingatkan jam makan dan tidur? Hanya karena tampangnya yang sangar dengan rambut gimbal membuatku menjadi geli memikirkan dia menjadi pengasuh yang memakai seragam hitam dengan celemek putih dan hiasan putih di kepala. Hm... Lebih cocok dia kujuluki satpam baruku dengan kesangarannya.

Sebenarnya sampai detik ini pun aku tak pernah menyangka bahwa orang yang mendadak menjadi satpam baruku ternyata adalah ayah dari salah seorang muridku. Yah dia adalah ayah Syasya, muridku yang pindah ke Cina mengikuti ibunya kesana.

Lucu kalau mengingat awal bertemu, sudah merasakan tidak suka karena dia tidak mengindahkan permintaan maaf Depe salah seorang muridku waktu tidak sengaja menumpahkan minuman kaleng yang diminumnya di pantai. Berganti rasa terima kasih yang begitu besar saat dia berhasil menyelamatkan Depe yang hanyut dibawa ombak laut waktu itu. Hanya dalam hitungan menit rasa itu berganti.

***

"Bu guru putri, ada yang mencari di depan." Kata Depe.

"Hm, siapa yang mencari ibu, Depe?"

"Itu om yang kapan hari bu, yang menyelamatkan Depe di pantai." Jawab Depe dengan cepat.

Ah, buat apa dia kesini? Bukankah baru saja dia memberikan pesan singkat di ponselku?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline