Lihat ke Halaman Asli

MIRANDA NASUTION

Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Peri Kecil dan Impiannya

Diperbarui: 6 Juni 2022   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

PERI KECIL DAN IMPIANNYA DI KELUARGA YANG SEDERHANA

Aku bertanya kepada ibuku yang menjagaku selama ini," Ibu kapan ayah pulang?".

Lalu ibu menjawab," Sayangku ayah pulang sebulan lagi." Ayahku pulang setiap sebulan atau dua minggu sekali karena ayahku kerja sebagai mandor atau supervisor di bidang kontraktor. 

Ibuku pun sudah terbiasa dengan ini. Ibuku adalah wanita yang tangguh dan setia. Ibuku juga bekerja dengan berjualan di depan rumah kami.Aku rasa modal pertama dari uang gaji ayahku sebagai kontraktor. Kehidupan keluarga kami memang semakin baik dari hari ke hari.

Waktu abang dan kakakku kecil ayah bekerja dengan mencarikan orang yang mau memakai jasa angkutan umum. Kata ibuku ayah juga pernah menjual tape dan menarik becak. Ibuku memuji ayahku karena mau mengerjakan pekerjaan apa saja demi mencukupi hidup anak dan istrinya. 

Kemudian, di usiaku empat tahun ayahku ditawarin pekerjaan sebagai kontraktor karena kemenakkan ayahku memiliki pemimpin kantornya. Meskipun, aku sering ditinggal ayahku. Aku tetap merasa bahagia,bahkan aku merasa lebih menyangi ayahku ketimbang ibuku. Namun, setelah aku dewasa dan kepala tiga aku menyadari bahwa alangkah lebih baiknya jika aku dan seorang anak lebih menyayangi ibuku.

Setelah ditawarin pekerjaan baru, ayahku memboyong keluarganya ke ibukota provinsi atau ke kota Medan. Keluarga kami jadi dicap orang kaya oleh para keluarga kami yang lain, yang masih tinggal di kota sebelumnya, yaitu kota kelahiranku, sebuah kota  yang dekat dengan sungai ular. 

Setiap setahun sekali ketika lebaran kami pulang kampung atau mudik dan sudah tentu kami melewati sungai ular. Asal muasal kata Sei Rampah adalah berasal dari dua kata sei dan Rampah, artinya sungai dan rempah-rempah. Aku sudah mengetahui ini tanpa harus mencari tahunya terlebih dahulu, karena di dekat tempat kelahiranku ada banyak rumah orang Tionghoa yang klasik. Rumah ini terbuat dari batu. Ini artinya tempo doloe banyak di singgahi saudagar cina, bahkan membuat tempat tinggalnya.

Memahami makna kota kelahiranku aku merasa bangga dan membuatku tidak lupa sejarah. Walaupun aku tidak lahir di ibukota provinsi, aku merasa senang karena lahir dari kota yang banyak memberi manfaat bagi orang banyak. Ketika lebaran ayah akan menyupir mobil kantornya yang berwarna putih dan merupakan mobil kijang. 

Mobil kijang ini terbuka belakangnya karena dibawa untuk bekerja bangunan. Jadi, yang duduk di depan ayah, ibu, aku dan abangku yang usinya tidak jauh dariku, cuma beda tiga tahun. Yang di belakang kakak-kakakku dan uniknya lagi ayah menyuruh meletakkan kursi plastik di belakang.

Ayah dan ibuku bertemu pertama sekali dan menikah di Medan, karena ibuku sebenarnya berasal dari keluarga yang lumayan. Ayah ibuku adalah seorang mantri. Ibu ibuku atau nenekku adalah seorang ibu rumah tangga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline