"Mungkin kau masih lapar, sehingga perasaanmu tidak enak, " Yusuf menduga keadaan Permata.
"Bisa jadi," jawab permata yang cantik jelita.
"He. He. Boleh kami bertanya? Apa kapal tadi milik orang asing?" Permata memanggil pemuda yang sedang lewat.
"Kok kamu tahu nona?" tanya pemuda yang tak dikenal.
"Iya.Iya. Mengapa kamu jadi tahu siapa pemiliknya?" tanya Yusuf ikut-ikutan.
"Aaah cuma menebak saja," jawab Permata dengan pandangan mata bak permata.
"Eeeh, ternyata orang-orang di kapal sudah turun," lanjut Ningsih tiba-tiba. "Waaah mereka putih sekali. Tunggu aku di sini biar aku sampirin."
"Astaga Ningsih, kamu percaya diri sekali," Permata kebinggungan campur kesal.
"Aaah dia kemana?" tanya Yusuf khawatir.
"Ternyata benar kata pamanku dia punya jurus," Permata berkomentar.
"Jurus apa? Jurus menghilang?" Yusuf berbicara sendiri.