THE LORD OF THE RING (CINCIN RAJAWALI SAKTI)
Di perkampungan tinggallah Wira dan keluarganya.
"Ibu, ada baiknya kita bawa Wira ke rumah saudara kita," ajak ayah dengan lembut. Maka, berangkatlah mereka sekeluarga. sepanjang perjalanan Wira menunduk dan memegang cincin dalam genggamannya. "Putri kita pasti bertemu." Di tempat lain puteri tiba-tiba pusing kepalanya dan memegang cincin pemberian Wira. "Suatu saat nanti kita akan bertemu lagi. "Aku akan mencari dan menemukanmu," lanjut Wira yakin dalam hati. Perjalanan yang ditempuh oleh keluarga Wira cukup jauh. Ketika singgah dan beristirahat pada suatu tempat, tempat itu adalah sebuah tanah lapang.
Wira berkata, "Ayah aku mau berlatih berkuda dan memakai pedang." Ibu Wira menanggapi, "Akan tetapi, anakku kemampuan tersebut hanya untuk kondisi yang tepat ketika diperlukan." Wira pun menjawab, "Sudah tentu ibu, bukankah ibu pernah mengatakan bahwa kita harus mencintai perdamaian."
""""
Lima belas tahun kemudian, puteri dan Wira sudah tumbuh dewasa. Puteri Binar memiliki hidung yang bangir, mata yang indah, bulu mata yang lentik dan lebat, wajahnya tirus, alis matanya terbentuk indah, bibirnya berukuran sedang, dagunya lancip, dan kulitnya kuning langsat. Sedangkan Wira bermata bulat indah, bibirnya tidak terlalu tebal, alisnya tebal, hidungnya mancung sekali, dan kulitnya putih. "Ibu, doakan saya lulus ujian untuk seleksi menjadi pengawal raja."
"Pasti sayang dan kamu juga tidak boleh lupa berdoa." Lantas ibu menambahkan, "Ingat pesan ayah dan ibu. Kalau kamu sudah berhasil, kamu tidak boleh sombong."
"Insya Allah."
"Ayah yakin kamu akan berhasil dan menjadi orang kepercayaan raja."
"Amin," serentak ibu dan anak mengaminin kata panutan mereka.