Lihat ke Halaman Asli

Buah Karya 2: Akhir Tahun Bernasib Murung

Diperbarui: 4 Desember 2021   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selembar Prosa di bulan Desember

Campur rasa telah kukunyah lama,

lamanya ingin kumuntahkan di aksara,
Menatap bulan-bulan sudah lewat,
Senang kunikmati sendiri,
Pilu atas harapan,
menetes tangisku sewaktu hilang,
merunduk kebingungan yang kaku,
mengenang sisa hari di 2021 yang berkacau,
merenungi orang yang tak anggapku lagi,
menabrak mobil masa lalu yang kelam,
hingga satu bintangku jadi redup kembali untuk hari ini,
2 desember...
Awal bulan menyambut suasana natal,
kujalani semestinya,
bersyukur, itulah tertanam di benakku...

datangnya sebuah tanya tanpa diundang;
Oh kenapa diriku harus introvert?
Oh mengapa Tuhan biarkanku hadapi kegetiran hidup?
ditambah masih ada bekas luka dalam yang sulit kuhindari ini,
dialah kusebut trauma di lidah perkataan lawan main,
mungkin mereka melabelkan kebodohan sampah,
pasrah telah kuterima baik-baik,
sudah bernasib malang bagiku diinjak,
biarlah kutinggalkan mereka yang tak punya simpati untuk menyapaku,
sudahlah, bersabar...
sudahlah, di sinilah aku bertahan dalam sunyi,
sunyi berjalan mengarungi lembah prosa,
setara hanya pergi bertapa ke pelarian bukit rahasiaku,
sejauh mungkin belajar untuk kuatkan diri,
tak selamanya perbatasan sosial itu menetap,
dan ingatlah Tuhan ada bersamamu.
hai anakku yang Kukasihi,
FirmanNya berkata: marilah datang kepada-Ku. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 

(Matius 11:28b)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline