Lihat ke Halaman Asli

#MulaiMenulis: Kalbu yang Sunyi

Diperbarui: 10 Oktober 2020   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Day 9 : Bahasa ibu 

Tetesan kalbu meruah cinta,
ia kenyal yang tak mampu berkata,
datangnya serupa sentuhan hangat yang kaudekapi.
bahasa ibu seperti pelukan saatku ditimang sejak masih kecil,
Rasakanlah di bawah keteduhan langit ditemani awan putih yang gagu,
meluap air matanya jatuh dari kelembutan hati berwajah kesumba.
Terima kasih, ibunda...
kain kesabaranmu memintal pengorbanan yang tak dapat ditukar oleh apa-apa,
di dekatmu, denyut syukurku...
Bahagiaku ini terulurkan bersama getaran mulut terbungkam..

Happy Mental Health of World

- Hoshiko/ sibintangkecil, 10.10.2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline