Lihat ke Halaman Asli

Tinggallah dalam Abadi Kata

Diperbarui: 11 Juli 2019   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Dekatnya seperti medan magnet,
saling menempel lewat kaitan kata yang kuat,
tetapi di lain itu tak dapat dijangkau cepat,
Adanya untuk menjaga tali kerabat.

Tanpa mendekap erat,
Kaulah bagai rembulan jauh dilihat,
Namun tetaplah dalamnya rasa pergi ke ujung planet,
Bisakah mengerti ini berkata, akulah sang kicauan kalimat?

Lantas seberapa dekat untaianmu,
Tak cukup bagiku;
buat mengurai sejumlah bait-bait ini terjulur kelabu,
Biarlah menit terakhirnya, terpandang baik sebelah matamu.

Aku tak selamanya ada di celah waktu,
Di ujung aksara inilah, terucapkan begitu;
Walau terkadang kau salahartikan resapan jiwaku,
Mungkin batasan jarak t'lah menghalangi percakapan,
Baiklah kau mengepal saja sepanjang ingatan.

Bila diucap ada salah dariku,
Hanya maaflah menghapus sisa derai tangisan lalu,
Kini sampai pada satu titik jumpa salamku,
Ingatlah : "berusahalah terus menjadi terbaik bagi jalan suksesmu."

- Hoshiko, 10.07.2019

Note: 

Saya buat tulisan di atas saat sedang melihat OA line Spirit Kata ada posting di timeline yang  berunjuk pada gambar berisi tema menarik "Seberapa kamu dekat dengan Spirit Kata" 

Di balik tulisan di atas bercerita tentang bagaimana saya masih bertahan di grup komunitas literasi sejak februari 2017 silam menjadi anggota Spirit1 walaupun sekarang saya sudah merasa jauh dan asing di grup karena perbandingan/kesalahartian saat bertanya/kekeliruan saya dalam mengenal. Ini semua saya publish di sini adalah mencoba sesuatu hal yang berbeda dari kejenuhan saya di dunia maya khususnya line. 

Di bawah ini saya promote akun: 

OA Line Spirit Kata @ivo1512c

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline