Lihat ke Halaman Asli

Identitas Klub Sepakbola Nasional

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12975069311856680573

[caption id="attachment_90302" align="alignright" width="190" caption="Logo LPI"][/caption] Sejak bergulirnya Liga Primer Indonesia, nama-nama klub sepakbola nasional banyak menggunakan singkatan asing atau nama-nama berbau asing. Beberapa nama berbau asing itu seperti Aceh United, Real Mataram, dan Batavia Union. Apakah ini pengaruh dari globalisasi sepakbola nasional Indonesia yang lebih menjurus pada asingisasi nama klub sepakbola Indonesia?

Dari segi label, menggunakan nama berbau asing tidak melanggar peraturan persepakbolaan nasiona. Namun sebagai identitas bangsa, semestinya sepakbola pun memiliki ciri khas sepakbola Indonesia. Ciri khas nama klub sepakbola nasional adalah menggunakan akronim atau singkatan dengan menggunakan “Persatuan Sepakbola”, seperti PSM singkatan dari Persatuan Sepakbola Makassar atau akronim seperti Persija akronim dari Persatuan Sepakbola Jakarta.

Sebagai sebuah identitas, saya terkesan dengan sepakbola di Negara-negara Eropa yang memiliki cirri khas nama klub sepakbolanya. Misalnya di Inggris menggunakan kata “United” seperti pada klub Manchaster United atau Newcastle United. Demikian pula di negeri matador Spanyol, cirri khas nama klub sepakbolanya menggunakan kata “Real” seperti Real Madrid atau Real Betis. di negeri Bavaria Jerman pun memiliki cirri khas nama klub sepakbolanya dengan label “Bayer” seperti pada klub Bayer Munchen atau Bayer Leverkusen sedangkan di Italia menggunakan singkatan “AC” seperti AC Milan atau AC Parma.

Di negara-negara Asia pun, nama-nama klub sepabkola memiliki ciri khas sesuai dengan negaranya seperti nama Jubilo Iwata, namanya sangat kental berbau Jepang demikian pula Seongnam sangat lekat dengan negara Korea. Di negara Asia Tenggara nama klub sepakbola Muangthong pasti bisa ditebak berasal dari Thailand yang dulu disebut Muangthai.

Sebagai rasa nasionalisme, sepertinya pemilik atau pendiri klub sepakbola nasional tidak perlu kebarat-baratan dengan menggunakan nama klub berbau asing. Sepakbola Indonesia bisa bangkit tanpa perlu kehilangan ciri khas nama-nama klub sepakbolanya dengan menggunakan kata “Persatuan Sepakbola”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline