Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Kisah Dewan Sekolah Hutan dan Absurditas Standar Pendidikan Modern

Diperbarui: 11 Januari 2022   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hewan-hewan itu akhirnya mempertanyakan "pendidikan" yang mereka terima. Mereka lebih suka fokus pada kekuatan unik mereka (vectorstock)

Pengumuman, mulai besok Sekolah Hutan akan dibuka dan menerima pendaftaran murid baru.

Poster pengumuman tersebut tertempel di pohon-pohon besar di sekeliling hutan, dilengkapi dengan gambar pondok kayu yang cukup megah. Di depan pondok kayu, terdapat area bermain yang dilengkapi beberapa jenis sarana permainan seperti ayunan, jungkat-jungkit dan perosotan.

Keesokan harinya, pondok kayu yang menjadi tempat Sekolah Hutan sudah ramai didatangi para induk hewan yang menghuni hutan tersebut beserta anak-anak mereka. Sementara induk-induk itu sedang antre mendaftar, anak-anak mereka dengan riang gembira bermain di area permainan.

"Bapak-bapak dan ibu-ibu hewan yang kami hormati, silahkan masuk ke pondok untuk menerima penjelasan tentang Sekolah Hutan," kata Abi si burung hantu yang menjadi kepala Sekolah Hutan.

Setelah para induk hewan masuk ke pondok, Abi si burung hantu kemudian menjelaskan model pendidikan Sekolah Hutan.

"Bapak dan Ibu hewan yang kami hormati, terima kasih sudah datang dan mempercayakan pendidikan anak-anak kalian kepada Sekolah Hutan. Sebelum anak-anak mulai belajar, perlu kami sampaikan terlebih dahulu model pendidikan yang akan kami gunakan.

Sekolah Hutan ini adalah satu-satunya sekolah di hutan yang menggunakan model pendidikan modern. Di sekolah ini, anak-anak nanti akan kami ajari berbagai macam keterampilan sebagaimana yang sudah dikuasai oleh setiap jenis hewan di hutan. Kami berharap, setiap anak hewan yang sekolah di sini akan mahir berenang, berlari, terbang, dan memanjat."

Begitu selesai bicara, para induk hewan langsung berceloteh ramai dan saling mengacungkan tangan mereka.

Dok, dok, dok. Ketukan palu dari Abi si burung hantu langsung menenangkan suasana pertemuan yang sempat memanas.

"Harap tenang, satu per satu kalau ingin bertanya. Ya, silahkan ibu monyet dahulu," kata Abi sambil menunjuk ibu monyet yang dari tadi tidak mau menurunkan tangannya yang mengacung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline