Melalui lagu, jiwa dan semangat kita bisa tergugah. Melalui lagu pula, patriotisme bisa muncul. Tak salah apabila pada masa sebelum kemerdekaan, Bung Karno sering meminta seniman-seniman musik tanah air untuk menciptakan lagu yang bisa menumbuhkan semangat patriotisme rakyat.
Salah satu seniman yang diminta Bung Karno menggubah lagu khusus untuk menggelorakan semangat juang dan nasionalisme rakyat Indonesia adalah Raden Kusbini.
Dari Musik Keroncong ke Pencipta Lagu Nasional
Sejatinya, Kusbini adalah seniman musik keroncong. Seniman kelahiran Mojokerta, Jawa Timur ini merupakan tokoh utama musik keroncong Indonesia pada era Keroncong Abadi (1920-1960) bersama Gesang, Annie Landaow dan S. Abdoellah.
Awal mula Kusbini terjun ke dunia lagu perjuangan dan menjadi komponis lagu-lagu kebangsaan Indonesia terjadi ketika dirinya bertemu dengan Bung Karno pada 1942.
Ketika itu, pemerintah pendudukan Jepang yang baru saja masuk ke Indonesia tengah melakukan propaganda agar rakyat Indonesia dapat menganggap mereka sebagai Saudara Tua.
Bung Karno, yang ketika itu menjadi pengurus PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) meminta beberapa seniman musik untuk menggubah lagu-lagu kebangsaan yang bisa menumbuhkan semangat patriotisme dan menandingi propaganda Jepang.
Bersama beberapa seniman dan komposer lain seperti C. Simanjuntak, Ismail Marzuki, L. Manik dan lainnya, Kusbini menyanggupi permintaan Bung Karno.
Selang beberapa waktu, Kusbini menyerahkan lagu gubahannya yang berjudul Bagimu Negeri ke Bung Karno di kantor PUTERA. Meski di dalam darahnya mengalir seni musik keroncong, tapi lagu Bagimu Negeri ini tidak bergenre keroncong. Kusbini ingin lagu yang bisa menggugah semangat patriotisme ini bisa dinikmati semua kalangan rakyat Indonesia.
Kemarahan Bung Karno Ketika Mendengar Lirik Lagu Bagimu Negeri
Ketika lagu ini diperdengarkan, Bung Karno nampak menikmati dan mencerna lagu itu. Hingga baris ketiga pun, Bung Karno masih mengangguk-angguk. Namun ketika sampai di baris terakhir, Bung Karno menyemprot Kusbini.
"Kon ojo dadi seniman tolol, Kus!" ("Kamu jangan jadi seniman tolol Kus!").
Apa sebab Bung Karno marah sewaktu mendengarkan lirik baris terakhir lagu Padamu Negeri?