Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

3 Level Kesabaran yang Kita Butuhkan di Masa PPKM Level 4

Diperbarui: 22 Juli 2021   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesabaran adalah karakteristik utama yang kita butuhkan di masa-masa sulit seperti saat PPKM Level 4 (ilustrasi: envato.com)

Sudah hampir 2 tahun pandemi Covid-19 melanda negeri tercinta, belum ada tanda-tanda kapan berakhirnya. Berbagai kebijakan pemerintah dalam menanggulangi krisis Covid-19 dari jaman PSBB sampai yang terbaru PPKM Level 4, juga belum menampakkan hasil yang signifikan.

Aktifitas kita serba dibatasi. Telinga kita akrab dengan bunyi sirine ambulan. Berita kematian datang silih berganti. Kemarin tetangga belakang rumah meninggal dunia, hari ini tetangga depan rumah yang dipanggil menghadap-Nya.

Kesabaran adalah karakteristik utama yang kita butuhkan di masa-masa sulit seperti saat pandemi Covid-19 seperti sekarang. Karakteristik yang langka, dan tidak semua orang memilikinya.

Benar kita tengah menghadapi badai yang sama. Namun kita menumpang perahu yang berbeda-beda. Sabar dalam menghadapi badai dengan perahu yang kita tumpangi itulah yang kelak akan menjadikan kita sosok yang istimewa, baik di mata manusia lainnya, terlebih lagi di dalam pandangan Allah Swt.

Orang sabar disayang Allah. Ini bukan sekedar ungkapan untuk menghibur belaka, melainkan firman Allah sendiri di dalam Al-Quran:

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. " (QS Al-Baqarah, 2: 153).

Sabar bukan hanya sekedar ketahanan kita menghadapi musibah atau ujian. Syaikh Muhammad bin Shalil al-Utsaimin mengatakan dalam kitab Al-Qaulul Mufid, ada 3 level kesabaran.

Kesabaran Level 1: Sabar menghadapi musibah dari-Nya

Ini adalah kesabaran level terendah. Kesabaran dalam menerima dan menghadapi musibah adalah keniscayaan karena musibah itu merupakan bagian dari ketentuan (takdir) Allah. Setiap manusia hakekatnya akan diuji dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan, kehilangan harta dan jiwa (QS Al-Baqarah, 2: 155).

Pada level ini, orang bisa sabar menghadapi musibah karena dia sudah tidak memiliki pilihan dan tidak bisa memperbaiki keadaan.

Misalnya ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, kita tidak punya pilihan apa pun selain menerima kenyataan, bahwa anggota keluarga kita sudah waktunya dipanggil menghadap ke Sang Pencipta. Kita juga tidak bisa memperbaiki keadaan, karena tak ada yang bisa mengembalikan orang yang sudah meninggal, kecuali atas ijin-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline