Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Menggunakan "Logika" Allah dalam Mengatasi Kecemasan dan Menghadapi Kesulitan Hidup

Diperbarui: 10 Juli 2021   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika menggunakan logika ini, ekpresi sewaktu mendapat kesulitan bukan putus asa (ilustrasi: Istock)

Menggunakan "Logika" Allah dalam Menghadapi Kesulitan

Sebagai manusia, kita selalu menganggap kesulitan menyebabkan penderitaan. Kesulitan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari menjadi penyebab munculnya kecemasan dan kekhawatiran yang berujung pada rasa menderita. Inilah logika manusia.

Di satu sisi, Allah berfirman,

"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (QS Ash-Sharh, 94: 5-6) .

Inilah "logika" Allah. Kalau kita menggunakan "logika" Allah ini, artinya kesulitan itu penyebab kemudahan. Ketika menggunakan logika ini, ekpresi sewaktu mendapat kesulitan bukan putus asa, tetapi harapan bahwa akan datang kemudahan. Semakin besar kesulitan yang kita hadapi maka semakin besar pula kemudahan yang akan kita dapatkan.

Orang yang menggunakan "logika" Allah merangkul kesulitan hidup dengan baik dengan harapan Allah berkenan memberikan kemudahan yang lebih besar.

Sama halnya dengan kesulitan hidup di saat pandemi seperti ini. Alih-alih menolak kenyataan dan terus mengkhawatirkan apa yang akan terjadi kelak, lebih baik kita fokus untuk memanfaatkan hari ini, saat ini juga, dengan segala potensi yang kita miliki. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi kita untuk mensyukuri setiap berkah-Nya.

Mensyukuri Setiap Nikmat yang Kita Peroleh

Kapan terakhir kalinya kita bersyukur atas nikmat dan karunia Allah?

Mungkin saat menerima nikmat yang sangat besar, atau ketika terlepas dari ujian hidup yang begitu memberatkan. Padahal, nikmat Allah yang kita peroleh begitu banyaknya, tak terhitung jumlahnya.

Kurangnya rasa syukur atas segala nikmat yang sudah diberikan Allah pada kita bisa membuat diri kita cepat bosan dan ujung-ujungnya merasa stress atau menyalahkan keadaan.

Di dalam hidup ini kita harus mengerti bahwa bukan KEBAHAGIAAN yang membuat kita BERSYUKUR. Namun rasa SYUKURLAH yang akan membuat kita BAHAGIA.

Berprasangka Baik Terhadap Setiap Ketentuan Allah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline