Seandainya kekayaan itu bisa membuat kita bahagia, tidak mungkin orang sekelas Nia Ramadhani dan suaminya mencarinya lewat obat-obatan terlarang. Menantu salah satu orang terkaya di Indonesia ini ditangkap polisi karena kedapatan mengonsumsi sabu-sabu bersama suaminya, Ardiansyah Bakrie.
Kepada penyidik, anak dan menantu miliarder Aburizal Bakrie itu mengaku banyak mendapatkan tekanan hidup selama masa pandemi Covid-19.
"Penyampaian awal memang di masa pandemi dia menggunakan sabu. Apalagi banyak tekanan kerja," ujar Kabid Humas Polda Metro Kombespol Yusri Yunus di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Kamis, 8 Juli 2021 dikutip dari Tempo.
Nia mengaku membeli sabu sebanyak satu klip dengan harga Rp 1,5 juta. Barang haram itu dibeli melalui sopirnya ZA dan dikonsumsi bersama sang suami, Ardiansyah Bakrie.
Kekayaan Tidak Menjamin Hidup Bahagia
Setiap orang pastinya mengalami tekanan hidup, apalagi di masa-masa sulit seperti sekarang. Setiap orang juga mempunyai cara masing-masing dalam mengatasi tekanan yang mendera hidup mereka. Ada yang memilih jalan lurus tapi berliku-liku, ada yang memilih jalan pintas tapi menyesatkan.
Apa yang terjadi pada Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie hendaknya bisa memberi pelajaran bagi kita, bahwa kekayaan tidak menjamin hidup kita bahagia. Harta melimpah tidak menjamin kita bisa mengatasi tekanan hidup yang kita alami.
Bayangkan, dari segi harta kurang apa lagi Nia Ramadhani dan suaminya? Rumah mewah, makanan serba tercukupi. Apa pun keinginan mereka, seolah tinggal menjentikkan jari maka langsung terpenuhi.
Tapi toh semua ini tidak membuat mereka bisa bahagia. Mereka tidak mampu menahan tekanan hidup, hingga mencari pelarian lewat jalan yang tidak benar: mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Narkoba memang bisa membuat kita melupakan tekanan hidup, tapi hanya sementara. Kepuasan semu yang diciptakan melalui ilusi yang menyesatkan.
Setelah itu? Ya kembali lagi kepada realita. Tetap saja tekanan hidup itu selalu menyertai kita, karena pada dasarnya kita hanya melarikan diri sementara.