Peran Ashoka bagi agama Buddha begitu penting, hingga Michael H. Hart dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia menempatkannya di urutan ke-53. Menurut interpretasinya, Hart menyiratkan hampir mustahil agama Buddha bisa menyebar dan berkembang menjadi salah satu agama di dunia tanpa peran Ashoka.
Tidak diketahui dengan pasti tahun kelahiran Ashoka, namun diperkirakan pada 300 SM. Ashoka merupakan cucu dari Chandragupta Maurya, pendiri dinasti Mauryan yang menguasai sebagian besar wilayah India sekaligus pendiri imperium pertama dalam sejarah India.
Pada 273 SM, Ashoka dinobatkan menjadi raja. Mengikuti jejak kakeknya, Ashoka mencoba memperluas wilayah kerajaannya dan berhasil memenangkan perang melawan Kalinga, negara di pantai timur India. Hasil dari peperangan ini ternyata menjadi titik balik hidup Ashoka.
Raja yang Menentang Peperangan
Dalam delapan tahun penaklukan militernya, Ashoka melihat sendiri betapa ratusan ribu manusia menjadi korban. Saat memenangkan peperangan melawan Kalinga, sekitar 100 ribu orang terbunuh dan lebih banyak lagi yang terluka.
Kenyataan ini menyadarkan Ashoka dan membuatnya menyesal. Seketika itu juga Ashoka memerintahkan pasukannya untuk menghentikan misi penaklukan militer ke beberapa wilayah lain di India. Bahkan Ashoka berbalik menentang segala bentuk peperangan.
Ketika itu, selepas wafatnya Siddhartha Gautama (483 SM), penyebaran agama Buddha terbilang lambat. Sedikit sekali warga kerajaan Maurya yang menjadi pemeluknya.
Menuruti kata hatinya, Ashoka kemudian mengambil Buddha sebagai filosofi religiusnya dan mencoba untuk menerapkan nilai-nilai Dharma, yang di dalamnya termasuk nilai kejujuran, kasih sayang dan antikekerasan. Ashoka juga berhenti berburu dan menjadi vegetarian.
Namun, yang lebih penting dari kesadaran pribadi Ashoka adalah kebijakan manusiawi dan politis yang diambilnya setelah menjadi pemeluk Buddha. Selama masa pemerintahannya, Ashoka mendirikan rumah-rumah sakit dan pusat perlindungan binatang, mengurangi hukum yang keras, membangun jalan dan mempromosikan irigasi.
Dia bahkan menunjuk pejabat khusus yang dikenal sebagai petugas dharma. Tugas pejabat ini memberitahukan masyarakat nilai-nilai kesalehan dan mendorong hubungan antara manusia yang bersahabat.
Pada masa pemerintahannya, masyarakat hidup dengan rukun dalam toleransi antar agama yang harmonis. Meski mengijinkan semua agama berkembang, Ashoka secara khusus memberi perhatian lebih dan menganjurkan warganya untuk memeluk agama Buddha. Misi-misi Buddha dikirim ke berbagai negara asing.