Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Sandal Emas Firaun dan Terompah Kulit Bilal bin Rabah

Diperbarui: 3 Mei 2021   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bilal memberi hikmah bagi kita bahwa derajat seorang hamba di sisi Allah Swt tidak terletak pada kekuasaan dan kekayaan (ilusrasi diolah pribadi)

Dari bagian manakah kita mengenal Bilal bin Rabah, Sang Muazin Rasulullah itu?

Hampir semua umat Islam mengenal siapa itu Bilal bin Rabah. Tanyakan kepada anak-anak SD, "Nak, siapa itu Bilal?"

Kemudian dari mulut mungilnya meluncur kisah singkat yang diceritakan begitu lancarnya, "Ia adalah muazin Rasul. Asalnya seorang budak, yang disiksa oleh tuannya dengan batu panas, agar ia meninggalkan Islam, tetapi jawabnya: ". . . Ahad ... Ahad . . Allah Yang Maha Tunggal ... Allah Yang Maha Tunggal ... ! "

Cerita yang sangat singkat, tetapi di balik cerita singkat itu terdapat pelajaran dan hikmah yang luar biasa. Sebagaimana sosok Bilal bin Rabah yang dalam dirinya dianugerahi hikmah yang luar biasa oleh Allah Swt. 

Riwayat Hidup Bilal bin Rabah

Bilal adalah budak dari bangsa Habsyi yang berkulit hitam. Takdir telah membawa nasibnya menjadi budak dari Bani Jumah di kota Mekah, karena ibunya salah seorang hamba sahaya mereka.

Cahaya Ilahi itu datang kepada Bilal tatkala ia mendengar Umayah bin Khalaf, seorang pemuka Bani Jumah sering memperbincangkan Muhammad Saw kepada sesama warga sukunya dengan penuh amarah dan rasa kebencian. Namun tidak demikian dengan Bilal.

Di antara apa yang dapat ditangkap oleh Bilal dari ucapan kemarahan yang tidak berujung pangkal itu, ialah sifat-sifat yang melukiskan Agama baru baginya. Ucapan-ucapan berbisa dan penuh kebencian yang mereka lontarkan kepada Muhammad Saw didengar Bilal sebagai lukisan sifat-sifat mulia Muhammad, tentang kejujuran dan keterpercayaannya, tentang akhlak dan kepribadiannya yang sempurna.

Tidak butuh waktu lama, Nur Ilahi itu datang memenuhi hatinya. Maka, Bilal pun segera mendapatkan Rasulullah Saw dan menyatakan keislamannya. Tak lama pula, berita keislaman Bilal menyebar, menyebabkan gelombang amarah yang luar biasa dari Bani Jumah, majikan Bilal.

Apa . . . ? Budak mereka orang Habsyi itu masuk Islam dan menjadi pengikut Muhammad . . . ? Walaupun demikian, tidak apa! kata Umayah dalam hatinya. "Matahari yang terbit hari ini takkan tenggelam dengan Islamnya budak durhaka itu!

Benar, matahari tak akan tenggelam dengan Islamnya Bilal. Tetap pada suatu hari kelak, matahari akan tenggelam membawa serta semua patung dan pembela berhala!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline