Semasa mudanya, Nabi Musa a.s dikenal temperamental. Meski begitu, Nabi Musa memiliki kebijakan dan keadilan yang melebihi sifat temperamentalnya itu.
Nabi Musa juga memiliki sikap kepemimpinan yang tegas. Sikap yang sangat diperlukan untuk menghadapi kaum Bani Israil yang keras tabiatnya.
Kisah Nabi Musa dan Firaun termasuk kisah utama yang terdapat dalam Al-Quran. Mulai dari beliau lahir, dipungut sebagai anak oleh istri Firaun, hingga pada periode kenabiannya setelah tenggelamnya Firaun di Laut Merah.
Dari sekian banyak riwayat hidup Nabi Musa yang sebagian besar difirmankan Allah dalam Al-Quran, ada satu kisah menarik yang hanya terdapat dalam riwayat hadis: Kisah Nabi Musa menampar Malaikat Maut karena menolak mati!
***
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a yang berkisah:
"Malaikat Maut diutus kepada Musa. Ketika dia datang Musa menamparnya. Malaikat Maut kembali kepada Tuhannya dan berkata, "Engkau mengutusku kepada seorang hamba yang menolak mati."
Lalu Allah mengembalikan matanya (yang rusak karena tamparan Musa).
Allah berfirman kepada Malaikat Maut, "Kembalilah kepada Musa. Katakan kepadanya agar ia meletakkan telapak tangannya di punggung sapi jantan. Maka bulu sapi yang tertutup oleh telapak tangannya itulah sisa umurnya. Satu bulu satu tahun."
Musa berkata, "Ya Rabbi setelah ini apa?"
Malaikat Maut menjawab, "Maut."