Selama lebih dari 10 tahun bekerja di bidang pemasaran, saya banyak bertemu manager, pimpinan atau direktur perusahaan dengan berbagai latar belakang pendidikan. Sebagian dari mereka bahkan tidak memiliki ketrampilan keras (hard skill) yang sesuai dengan posisi atau jabatannya.
Apa yang saya temui itu menyadarkan kita bahwa pasar kerja sekarang telah mengalami pergeseran. Dalam dunia yang berubah sangat cepat, tak ada lagi salah profesi, melainkan bagaimana kita harus beradaptasi.
Banyak perusahaan tidak lagi memandang disiplin ilmu kuliah sebagai dasar penerimaan calon karyawan. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan di bidang kreatif lebih menginginkan calon pekerja dengan keterampilan lunak (soft skill).
Calon pekerja dengan soft skill yang kuat sangat dibutuhkan untuk berbagai jenis pekerjaan. Apa itu soft skill, dan mengapa itu sangat penting bagi calon pekerja jaman digital?
Pengertian Soft Skill dan Atributnya
Soft Skill (keterampilan lunak) adalah keterampilan berupa atribut interpersonal yang memungkinkan kita menyesuaikan diri di tempat kerja -- dengan kata lain, keterampilan bergaul. Termasuk dalam keterampilan lunak ini adalah kepribadian, sikap, fleksibilitas, motivasi, dan tata krama. Soft skill sangat penting sehingga sering menjadi alasan pemberi kerja memutuskan apakah akan mempertahankan atau mempromosikan seorang karyawan.
Soft skill berbeda dengan hard skill (juga dikenal sebagai keterampilan teknis), yang secara langsung relevan dengan pekerjaan yang kita lamar. Ini seringkali lebih dapat diukur, dan lebih mudah dipelajari daripada soft skill.
Sarjana atau lulusan diploma jurusan apa pun, alat ukurnya adalah nilai kuliah atau IPK. Sementara soft skill-nya hanya bisa dilihat ketika pemberi kerja mewawancarai atau ketika calon karyawan itu sudah bekerja.
Tukang bangunan misalnya, punya hard skill menata bata atau ubin, mengukur proporsi adukan semen dan keterampilan lain sesuai dengan profesinya. Sementara soft skill yang dibutuhkan tukang bangunan adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan kuli bangunan, mandor proyek atau kliennya.
Agar berhasil di tempat kerja dan tidak merasa salah profesi, kita harus memiliki keterampilan bergaul yang baik. Kita harus rukun dengan semua orang yang berinteraksi dengan kita, termasuk manajer, rekan kerja, klien, vendor, pelanggan, dan siapa pun yang berkomunikasi dengan Anda saat bekerja. Ini adalah jenis keterampilan yang dihargai semua pemberi kerja.
Setiap pengusaha atau pemberi kerja menginginkan karyawan yang mampu berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Keterampilan ini juga sangat sulit untuk diajarkan karena tergantung pada kepribadian masing-masing orang.
5 Soft Skill yang Wajib Dikuasai Pekerja
Apa saja keterampilan bergaul atau soft skill yang dibutuhkan calon pekerja?