Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Misteri Hotel Tertinggi di Dunia yang Tidak Berpenghuni

Diperbarui: 23 Maret 2021   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ryugyong Hotel mendapat penghargaan sebagai hotel tertinggi di dunia yang tak berpenghuni (Getty Images/Alexander Demianuk/Cnn.com)

Guinness Book of Record memberi penghargaan pada hotel yang paling unik dan paling misterius ini sebagai: Hotel Tertinggi di dunia yang tidak berpenghuni.

Sedangkan majalah Esquire menyebut bangunan ini sebagai: Bangunan Terburuk dalam Sejarah Manusia.

Sebenarnya, bangunannya tidaklah seburuk yang disebut majalah Esquire. Bentuknya menyerupai piramida. Tinggi bangunannya 330 meter, terbagi menjadi 105 lantai dengan 3000 kamar.

Selain kamar tamu, hotel ini juga dilengkapi fasilitas klub malam, arena bowling dan lima restoran bertaraf internasional. Yang membuat hotel ini misterius dan mendapat julukan sebagai Bangunan Terburuk sepanjang sejarah adalah karena selama 30 tahun hotel ini tidak berpenghuni!

Bukan karena terdampak pandemi Covid-19. Bukan pula karena bangunannya mangkrak. Sejak dibangun pada 1987, hotel yang bernama resmi Ryugyong Hotel memang tidak pernah dibuka untuk umum.

Dari namanya, kita bisa menebak di mana lokasi hotel misterius ini. Yup, letaknya berada di kawasan Semenanjung Korea. Tapi, bukan di Korea Selatan, melainkan di Pyongyang, ibukota negaranya Kim Jong Un.

Mengapa Korea Utara, negara paling komunis yang tidak mengijinkan wisatawan asing leluasa berkunjung ke negara itu membangun hotel yang sedemikian besar dan megah lalu dibiarkan kosong tak berpenghuni?

Ryugyong Hotel, Proyek Mercusuar Korea Utara demi Menyaingi Korea Selatan

Tentu saja ada latar belakang khusus mengapa hotel itu sampai dibangun lalu dibiarkan terlantar. Untuk itu, kita harus menyusuri sejarah, kembali ke masa Perang Dingin, masa ketika dunia menyaksikan perlombaan pengaruh paham kapitalis melawan komunis.

Perang Korea pada 1950-an menyebabkan wilayah Semenanjung Korea terpecah menjadi dua negara: Korea Selatan yang didukung Amerika Serikat dan Korea Utara yang disokong Uni Soviet.

Sejak 1987, Korea Selatan berkembang menjadi negara demokrasi kapitalis. Negara itu menjadi sangat terbuka, dan ledakan pembangunan dimulai terutama di ibu kota, Seoul. Apalagi mengingat pada 1988 Seoul akan menjadi tuan rumah Olimpiade. Selain menjadi tuan rumah, efek kapitalisme membuat Korea Selatan perlahan berubah menjadi salah satu negara industri terkuat. Pada 1986, sebuah perusahaan Korea Selatan baru saja menyelesaikan pembangunan Westin Stamford Hotel di Singapura. Ketika itu Westin Stamford menjadi hotel tertinggi di dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline