"Alhamdulillah, ini rezeki anak saleh".
Sering kan kita mendengar atau mengucapkan perkataan seperti itu?
Setiap kali kita ketiban rezeki, apalagi bila rezekinya itu bernilai besar, hampir pasti kita akan berkata ini rezeki anak saleh setelah mengucapkan rasa syukur.
Padahal ungkapan tersebut mengandung ambiguitas dan kesalahan yang sangat besar.
Apa salahnya?
Ucapan "ini rezeki anak saleh" dapat mengandung pengertian hanya anak saleh yang (berhak) memperoleh rezeki. Otomatis, ungkapan ini juga menegasikan anak yang tidak saleh tidak memperoleh rezeki.
Dengan mengatakan "ini rezeki anak saleh", kita (entah sadar atau tidak, sengaja atau tidak) menafikan kekuasaan Allah sebagai Zat Maha Pemberi Rezeki untuk Semua Makhluknya!
Ungkapan itu juga dapat dimaknai sebagai bentuk ketidakadilan Allah atas pembagian rezekinya. Padahal Allah Mahaadil.
Keadilan Rezeki dalam Kalimat Basmalah
Setiap makhluk bernyawa yang menghuni bumi ini, terjamin rezekinya. Makhluk-makhluk yang menghuni palung bumi yang paling dalam, maupun makhluk yang berterbangan liar di udara bebas yang tak kasat mata telanjang.
Rezeki yang sudah ditetapkan Allah ini tidak bergantung pada kesalehan atau ketakwaan. Mau bertakwa atau tidak, batas rezekinya sudah ditentukan.