Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Mengapa Profesi Guru Al Quran Sering Kita Anggap Remeh?

Diperbarui: 15 Januari 2021   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita seringkali tanpa sadar meremehkan guru Al Quran yang sudah mengajari anak-anak kita mengaji Al Quran (dokpri)

Ustaz Sobri melangkah masuk ke dalam rumah mewah itu dengan hati-hati. Telapak kakinya menapak perlahan, seolah takut terpeleset di lantai marmer yang mengkilat bak kaca baru dibersihkan.

Sang tuan rumah, seorang pengusaha kaya raya kemudian mempersilahkan ustaz Sobri untuk duduk di kursi sofa besar yang sangat empuk. Saking empuknya, ustaz Sobri merasa pantatnya seperti tenggelam ke dasar sofa.

"Jadi, Ustaz mau mengajar Al Quran pada anak saya kan?" tanya tuan rumah.

"Insyaa Allah," jawab ustaz Sobri.

"Terus, berapa saya harus membayar Ustaz?"

Biasanya, Ustaz Sobri akan memberi jawaban "Seikhlasnya". Tapi, kali ini tidak. Ustaz Sobri ingin membalikkan persepsi masyarakat tentang guru Al Quran yang selama ini diremehkan dengan berlindung di balik kata "ikhlas".

"Putra Bapak ikut les matematika atau bahasa Inggris?" tanya Ustaz Sobri.

"Ustaz ini ada-ada saja. Tentu saja anak saya ikut les matematika, bahasa Inggris, bahkan semua mata pelajaran di sekolahnya. Memangnya kenapa Ustaz?"

"Tidak apa-apa. Kalau begitu, samakan biaya pelajaran mengaji putra bapak ini dengan biaya les matematika atau bahasa Inggris yang diikutinya," kata Ustaz Sobri.

"Heh, Ustaz tahu berapa biaya les bahasa Inggris anak saya? Empat juta per bulan! Masak untuk biaya mengaji saya juga harus membayar empat juta?" kata tuan rumah dengan nada tinggi, tidak percaya mendengar permintaan Ustaz Sobri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline