Sebagai orangtua yang memiliki anak remaja putri, saya sering merasa serba salah dalam memberi edukasi gizi dan pembentukan karakternya. Dikerasi sedikit, takutnya ngambek karena merasa diperlakukan seperti anak kecil. Tidak diingatkan, takutnya kebablasan sehingga mereka lupa menjaga diri. Saya kira, banyak orangtua yang memiliki anak remaja juga merasakan hal yang sama.
Maklum, secara psikologis mental anak remaja masih labil. Kata banyak orang, anak-anak remaja sedang dalam tahap pencarian jati diri. Meski begitu, sebagai orangtua kita juga harus tetap memantau perkembangan dan pertumbuhan mereka, baik dalam hal pemenuhan gizi untuk kesehatan tubuh maupun pembentukan karakter mereka.
Danone Indonesia Luncurkan Program GESID
Sejalan dengan keresahan yang dialami orangtua seperti saya, Danone Specialized Nutrition meluncurkan program GESID (Generasi Sehat Indonesia). Program yang di-launching secara live di akun YouTube Nutrisi Untuk Bangsa pada Senin (14/12) ini ditujukan bagi siswa SMP dan SMA dengan maksud membantu mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh kalangan remaja, baik dari segi gizi maupun sosial. Lebih khusus lagi, program ini juga menjadi upaya dari komitmen Danone Indonesia untuk membantu memutus mata rantai stunting di Indonesia.
Peluncuran program GESID ini menghadirkan narasumber Prof. Dr Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, Ketua Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB dan Ketua Tim Penyusun Buku Panduan GESID; Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia; dan Sharla Martiza Siswa SMA, Pemenang The Voice Kids 2017.
Ragam Permasalahan Kesehatan pada Remaja Indonesia
Menurut pemaparan Prof. Dr Ir. Sri Anna Marliyati, Msi, remaja memiliki peran yang sangat penting dalam memutus mata rantai stunting di Indonesia. Terutama remaja putri, karena dari mereka lah calon-calon generasi penerus bangsa dilahirkan.
Sri Anna Marliyati juga menjelaskan, minimnya edukasi gizi pada remaja mengakibatkan mereka rentan terkena anemia. Menurut penelitian Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar, 2013), 22,7% remaja di Indonesia mengalami anemia, serta 52,5% remaja mengalami defisiensi energi berat, yaitu konsumsi energi yang kurang dari 70% dalam konsumsi makanan hariannya
Remaja yang mengalami anemia mengalami gejala letih, lesu dan lain-lain sehingga hal ini mengakibatkan kurangnya konsentrasi mereka dalam belajar. Tak hanya itu, anemia yang diderita oleh remaja putri yang tidak diatasi sejak dini akan berdampak pada kesehatan mereka nanti sebagai seorang calon ibu masa depan.
Tak hanya anemia, permasalahan gizi lain yang sering dialami remaja Indonesia adalah stunting akibat malnutrisi (kondisi gizi tidak seimbang) dan kelebihan berat badan (obesitas) yang sering mengakibatkan body image remaja. drg. Kartini Rustandi, M. Kes, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan R yang ikut hadir dalam talkshow program GESID menuturkan, 1 dari 4 remaja mengalami stunting, sementara 1 dari 7 mengalami kelebihan berat badan. Masalah lain adalah tingginya tingkat kekurangan zat gizi mikro, seperti zat besi yang berdampak pada anemia dengan prevalensi 32% pada usia 15-24 tahun.
"Karenanya, kami sangat menghargai segala upaya kerjasama multipihak untuk memberikan edukasi gizi bagi remaja Indonesia untuk mendorong perilaku hidup sehat sehingga kebutuhan akan gizi seimbang bisa terpenuhi," tutur drg. Kartini.
3 Pilar Panduan Generasi Sehat Indonesia
Program GESID yang digagas Danone Specialized Nutrition diharapkan dapat menjadi ujung tombak edukasi gizi pada remaja Indonesia. Nantinya, program ini juga akan melibatkan siswa-siswi SMP dan SMA untuk menjadi Duta GESID yang akan menyebarkan tiga pilar GESID pada teman-teman mereka.