Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Kita Semua Punya Buku Catatan yang Tak Bisa Dihapus

Diperbarui: 10 Desember 2020   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rugilah kita bila mengotori buku catatan yang tak bisa dihapus ini dengan keburukan (ilustrasi diolah pribadi)

Tahukah kamu, ada satu buku catatan yang tak bisa dihapus. Tiap lembarnya, adalah tiap-tiap hari dalam hidup kita dan apa yang kita lakukan. Ada buku yang tebal, ada buku yang tipis, tergantung seberapa lama kita dianugerahi usia. Ada buku yang menarik dibaca, kisahnya penuh hikmah dan teladan. Ada pula buku yang tidak menarik sama sekali, membosankan, bahkan mengerikan.

Petugas pencatatnya selalu siaga 24 jam. Tidak pernah mengantuk, apalagi tertidur. Tidak pernah lalai, apalagi minta ijin berlibur.  Tidak pernah capek, tidak pernah beristirahat. Sekali menulis tidak pernah berhenti.

Satu petugas mencatat setiap kebaikan yang kita lakukan. Sekecil apapun kebaikan itu. Entah ketika kita menyingkirkan kayu di tengah jalan, mengangkat semut yang terjatuh di gelas minuman, atau mengantar orang tua yang kebingungan di jalan.

Satu petugas lagi mencatat setiap keburukan yang kita lakukan. Sekecil apapun keburukan itu. Apakah berupa komentar nyelekit di media sosial yang menyinggung perasaan teman, atau datang ke orang pintar dengan maksud naik jabatan.

Siapapun kita, dibungkus dengan baju model apa saja, punya dua sifat dalam diri kita masing-masing: kebaikan dan keburukan.  Tidak ada beda baju Abu Jahal dan Umar Bin Khattab. Tidak ada beda baju jenderal dan kopral (kecuali tambahan logam dan aksesoris lainnya), direktur dan karyawan, habib dan jamaahnya, Presiden RI dan rakyatnya.

"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya" (Q.S. As Syams: 8-10).

Ya, sebagaimana firman Allah tersebut, rugilah kita bila mengotori buku catatan yang tak bisa dihapus ini dengan keburukan. Karena hakikatnya hidup manusia adalah sebuah siklus.

Apa yang sudah kita perbuat di dunia, akan dikembalikan lagi pada kita di akherat kelak. Apa yang sudah kita lakukan saat kita hidup, akan dipertanyakan lagi saat kita mati.

Imam Ghazali pernah melemparkan renungan yang amat layak dicerna. Kata beliau, yang paling dekat itu mati, yang paling jauh itu masa lalu, yang paling besar itu hawa nafsu, yang paling berat itu memegang amanah, yang paling ringan adalah meninggalkan salat dan yang paling tajam adalah lidah manusia.

Karena yang paling dekat adalah mati, seberapa serius kita mempersiapkan bekal untuk menanti datangnya ajal?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline