Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Jangan Terlalu Serius Kalau Menulis di Kompasiana

Diperbarui: 20 Oktober 2020   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau orientasi menulismu di Kompasiana untuk mendapat jumlah pembaca yang banyak, jangan menulis yang terlalu serius (unsplash.com/Mark Fletcher)

"Tulisan serius seperti ini mendapat 200 viewer saja sudah bagus," kata seorang teman sambil menautkan artikelnya di grup Whatsapp.

"Ya, kalau pingin dibaca banyak orang, jangan nulis yang serius-serius," kataku membalas komentarnya.

Benar lho apa kataku itu. Kalau orientasi menulismu di Kompasiana itu untuk mendapat jumlah pembaca yang banyak, jangan pernah nulis yang terlalu serius. Percuma. Paling banter artikelmu dibaca 200-an pembaca (menurut mesin hitung Kompasiana).

Gak percaya?

Coba lihat beberapa artikel di kategori Lingkungan atau Ekonomi (yang menurutku kategori serius). Sekalipun artikel itu terpilih menjadi Artikel Utama (headline), jumlah viewernya tak pernah bisa menembus angka seribuan.

Bandingkan dengan artikel-artikel di kategori Politik, Gaya Hidup, Hiburan atau Fiksiana. Artikel-artikel yang dimasukkan kategori tersebut sering mendapat banyak pembaca.

Sekali lagi, ini semua tergantung orientasi atau tujuan menulismu di Kompasiana. Kalau tujuannya ingin mendapat banyak viewer karena tergoda dengan K-Rewards, tulislah artikel yang ringan-ringan saja. Tulis artikel yang topiknya receh.

Paling mudah, kamu bisa menulis ulang berita-berita politik yang lagi hangat diperbincangkan masyarakat. Jangan copy paste, karena sudah pasti artikelmu akan langsung dibuang ke tempat sampah oleh Kompasiana.

Kreatif sedikit. Gunakan teknik parafrase, atau mengungkap kembali suatu konsep/tema dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa mengubah maknanya. Sederhananya, reposisi berita itu dalam kalimatmu sendiri.

Jangan membebani pembaca dengan istilah, diksi, frasa atau kalimat yang membingungkan. Gunakan kata-kata dasar yang mudah dicerna otak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline