Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Kisah Operasi Trisula 1968 Melawan Tripanji PKI di Blitar Selatan

Diperbarui: 2 Oktober 2020   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pangdam VIII/Brawijaya, Mayjen M. Jasin (kanan) bersama Komandan Satgas Operasi Trisula, Kolonel Witarmin (kiri). (foto: koransulindo.com)

"Ke mana saja To, kok baru muncul?" sapa Alim kepada Karto, teman sekaligus langganan tetap warung kopinya.

"Habis dari Blitar, njenguk Bapak. Kopinya satu, Lim," jawab Karto lalu menyulut rokoknya.

"Lagi sakit ta?" tanya Alim.

"Biasa, namanya juga sudah sepuh. Syukurlah adik perempuanku sabar menjaga dan merawat Bapak.".

Alim mengangsurkan gelas kopi pesanan Karto. Biasanya, setiap pagi warung kopinya sudah ramai pembeli yang kebanyakan pengemudi ojek online. Namun hari itu tumben sepi, hanya ada beberapa langganan yang mampir sebentar.

"Blitar-mu mana sih To? Kukira kamu itu asli Malang lho," tanya Alim.

"Bakung, Lim. Kenapa? Mau ngincar adikku ya?" jawab Karto sambil tertawa.

"Yah, kalau kamu rela adikmu dimadu sih gak papa, hehehe," kata Alim ikut tertawa. "Bakung itu yang ada monumen Trisulanya itu kan?"

"Iya. Kamu pernah ke sana, Lim? tanya Karto.

"Belum. Waktu kamu nyebut Bakung, aku jadi ingat film Operasi Trisula. Film ini kan dulu sering diputar di TVRI setiap peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Ingat nggak, setiap tanggal 30 September malam hari diputar film G30S/PKI, lalu esok hari pas siang diputar film Operasi Trisula. Jadi ya sampai sekarang masih ingat-ingat dikit lah," jawab Alim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline