Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Pak Jokowi, Mengapa Baru Sekarang Sadar Pentingnya Aspek Kesehatan?

Diperbarui: 10 September 2020   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa baru sekarang sadar pentingnya aspek kesehatan dibandingkan pemulihan ekonomi? (Antara Foto/Hafidz Mubarak)


Pak Jokowi, kok Anda Baru Sadar Pentingnya Aspek Kesehatan dibandingkan Ekonomi?

Mendadak, presiden Jokowi mengingatkan seluruh jajarannya untuk mengedepankan aspek kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19. Jokowi menegaskan, berbahaya jika aspek pemulihan ekonomi yang didahulukan. 

"Yang pertama perlu saya ingatkan, sekali lagi bahwa kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik," kata Jokowi dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/9).

Peringatan Jokowi ini berkebalikan dengan kebijakan pemerintah dan pernyataan beliau sendiri beberapa bulan sebelumnya. Saat itu, Jokowi menilai langkah pemerintah yang tidak melakukan karantina wilayah atau lockdown sudah tepat.  Jokowi malah menyebutkan jika lockdown diberlakukan, hal ini akan berimbas fatal bagi perekonomian Indonesia.

"Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu, mungkin (pertumbuhan ekonomi) bisa minus 17 (persen)," kata Presiden Jokowi saat saat rapat dengan para gubernur di Istana Bogor, Rabu (15/7/2020).

Jauh hari sebelumnya, banyak pihak mengingatkan pemerintah untuk lebih fokus menangani kesehatan masyarakat daripada memprioritaskan perekonomian. Bahkan sejak awal mula virus corona masuk ke Indonesia, sejumlah pihak menyarankan agar pemerintah memberlakukan karantina wilayah.

Namun, Presiden Jokowi memilih skema pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penularan sekaligus menjaga roda perekonomian tetap berjalan.

3 Klaster Baru yang Harus Diwaspadai

Sayangnya, kian hari jumlah warga yang positif Covid-19 terus bertambah. Bahkan dalam beberapa hari belakangan ini, jumlah kasus positif per hari mencapai angka 3 ribuan kasus per hari. Sampai Minggu (6/9/2020), masih terjadi penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 3.444 kasus. Penambahan itu menyebabkan kasus Covid-19 di Tanah Air hingga saat ini mencapai 194.109 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

Pertambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia diramalkan masih terus meningkat drastis seiring semakin banyaknya klaster-klaster penularan baru. Bahkan secara khusus Presiden Jokowi juga menyoroti munculnya 3 klaster penularan utama Covid-19 yang terjadi akhir-akhir ini, yakni klaster perkantoran, klaster keluarga dan klaster pilkada.

Klaster Pilkada Berpotensi Jadi Bom Waktu

Dari 3 klaster baru yang harus diwaspadai, klaster pilkada berpotensi menjadi bom waktu penularan virus corona. Memang benar bahwa Menteri Dalam Negeri ( Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dalam pelaksanaan Pilkada 2020. Tito juga mengatakan pilkada juga dapat menjadi momentum emas untuk menangani pandemi Covid-19 karena setiap bakal calon kepala daerah wajib memberikan edukasi ke masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

"Namun, jika strategi dan setting-nya keliru, akan berpotensi menjadi klaster baru, akibatnya terjadinya kerumunan massa," kata Tito saat pembukaan Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara Nasional (Rakorwasdanas) Tahun 2020 di Jakarta, Kamis (3/9).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline