Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Jika Bioskop Dibuka, Panti Pijat dan Diskotik Juga Harus Dibuka Kembali

Diperbarui: 29 Agustus 2020   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa harus menonton film di bioskop, ada banyak cara lain agar kita bisa bahagia (ilustrasi: unsplash.com/Karen Zhao)

Seandainya alasan dibukanya kembali bioskop itu untuk menggerakkan perekonomian sektor hiburan dan pariwisata, kebijakan pemerintah ini tidak akan menimbulkan polemik di masyarakat. Sayangnya, alasan pemerintah melenceng dari nalar.

"Bahwa bioskop dan sinema memang memiliki karakteristik dan kontribusi penting, terutama dalam memberikan hiburan kepada masyarakat karena imunitas masyarakat bisa meningkat karena bahagia atau suasana mental fisik masyarakat juga ditingkatkan," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers melalui YouTube BNPB, Rabu (26/8/2020). 

Wiku menuturkan, masyarakat merasa bahagia ketika menonton film di bioskop. Perasaan bahagia itu berpengaruh pada meningkatnya imunitas tubuh yang bisa memperkecil risiko terpapar Covid-19.

Memang benar, banyak studi mengatakan salah satu faktor yang bisa menurunkan daya tahan tubuh adalah stres. Dengan kata lain, agar daya tahan tubuh meningkat, kita harus mengurangi stres atau mencari cara agar pikiran dan perasaan kita bahagia.

Tapi kan tidak harus menonton film di bioskop. Kriteria bahagia itu berbeda-beda tergantung posisi dan kebutuhan setiap orang di dunia.

Lagipula, tidak ada jaminan bahwa masyarakat yang menonton film di bioskop selalu merasa bahagia. Bisa jadi sebagian penonton malah stres.

Benar lho. Aku sendiri pernah stres saat menonton film di bioskop karena filmnya membosankan dan tak bisa kunikmati. Penonton juga bisa merasa stres karena belum terbiasa dengan protokol kesehatan bioskop yang ketat.

"Dalam waktu dekat ini kegiatan bioskop akan kembali dibuka. Protokol kesehatan akan ditegakkan lewat regulasi detail dan adanya pengawasan yang ketat, sehingga pelaku industri memberikan jasa kepada masyarakat tanpa risiko yang besar," ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Bisa dibayangkan, bila sebelum pandemi masyarakat bisa menonton sambil ngemil popcorn atau minuman ringan, kali ini mereka harus menahan nafsu ngemilnya. Bila sebelumnya mereka bisa saling berpegangan tangan kalau ada adegan-adegan film yang menyeramkan atau menegangkan, kali ini mereka harus berjauhan.

Belum lagi tidak adanya jaminan penonton di bioskop akan mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan. Memangnya siapa yang mau mengawasi satu per satu penonton saat mereka menonton film? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline