Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Fahri Hamzah dan Fadli Zon Bukan "Anti Jokowi", Mereka Simbol Oposisi Sejati

Diperbarui: 12 Agustus 2020   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fahri Hamzah dan Fadli Zon simbol oposisi sejati yang sudah bersuara lantang sejak Orde Baru (twitter@fahrihamzah)

Saya tidak setuju apabila Fahri Hamzah dan Fadli Zon dikatakan sebagai "anti Jokowi". Pelabelan ini yang konon membuat keputusan Presiden Jokowi memberi penghargaan Bintang Mahaputera Nararya kepada dua politikus ini dipertanyakan publik.

Bagi mereka yang memprotes keputusan pemberian penghargaan tersebut, Fahri Hamzah dan Fadli Zon dianggap tidak memenuhi kriteria sebagai penerima bintang jasa sebagaimana yang termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Kehormatan pasal 28 ayat (2). Keraguan paling menyolok tentu seputar darmabakti dan jasa keduanya bagi bangsa dan negara.

Memangnya apa jasa luar biasa yang sudah diberikan Fadli Zon dan Fahri Hamzah? Kalau menurut pemikiran mereka yang memprotes, dua singa parlemen Indonesia ini nirjasa, selain hanya merecoki pemerintah saja.

Apa benar begitu? Tunggu dulu. Kalau dikatakan tidak berjasa sama sekali, ini sangat tidak tepat. Sebaliknya, Fahri Hamzah dan Fadli Zon sudah berbuat banyak bagi bangsa ini melalui pendidikan politik yang mereka contohkan secara tidak langsung.

Lewat kritikan, nyinyiran, sampai suara sumbang yang kerap mereka tujukan pada penguasa, Fadli Zon dan Fahri Hamzah memberi contoh pada kita bagaimana seharusnya menjadi oposisi sejati. Dan dalam sistem pemerintahan yang menganut paham demokrasi, keberadaan oposisi wajib ada dan harus dipelihara.

Kritik dan nyinyiran mereka tak hanya keras disuarakan semasa periode pemerintahan Jokowi saja. Fahri Hamzah dan Fadli Zon sudah bersikap oposan terhadap pemerintahan sebelum-sebelumnya. Mereka bahkan sudah bersuara lantang sejak jaman Orba.

Ketika suara mereka makin kencang di masa Jokowi menjadi presiden, itu bukan berarti keduanya "anti Jokowi". Melainkan mereka melihat realita bahwa sejak PDIP menguasai parlemen dan Jokowi menjadi presiden, suara oposisi kian lemah terdengar. Lagipula kritik dan nyinyiran mereka tak pernah menyentuh sisi pribadi Jokowi.

Bahkan ketika partai tempat keduanya bernaung cenderung mesra dengan pemerintah, mereka masih tetap vokal. Ambil contoh Fadli Zon. Saat Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ditunjuk jadi Menteri Pertahanan, kritikannya tidak lantas hilang. Mesranya Gerindra bersama pemerintah dan PDIP sebagai partai penguasa tidak lantas membuatnya terbungkam.

Coba bayangkan, seandainya parlemen kita tidak ada sosok-sosok yang kerap bersuara lantang mengkritik kebijakan pemerintah seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Bisa jadi arah kebijakan pemerintah akan melenceng karena tidak ada yang mengawal dan mengingatkan.

Media-media juga jadi sepi karena tidak ada yang patut diberitakan. Bagaimanapun juga, akuilah bahwa segala hal tentang Fahri Hamzah dan Fadli Zon terlalu seksi untuk dilewatkan media begitu saja.

Karena itu, saya menganggap keputusan presiden Jokowi memberi penghargaan kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon sudah sangat tepat, dan harus didukung 100 persen. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline