Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Cara Mudah Agar Kita Lebih Bahagia

Diperbarui: 24 Juli 2020   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang tentu ingin bahagia. Ralat, tidak hanya manusia, bahkan semua makhluk hidup ingin bahagia.

Binatang-binatang yang menjadi peliharaan atau yang hidup liar ingin hidup bahagia dengan bisa berkeliaran ke sana  kemari mencari makan dan berkembangbiak tanpa ada gangguan dari makhluk lainnya. Pepohonan ingin hidup bahagia dengan tumbuh subur dan mendapatkan asupan air dan pupuk yang cukup setiap hari untuk kelangsungan hidupnya.

Kebahagiaan itu Sangat Subyektif

Sayangnya bagi makhluk yang bernama manusia,  cukup sulit untuk mendefinisikan apa sebenarnya kebahagiaan. Kita cenderung mengaitkan bahagia dengan kata-kata seperti kegembiraan, kesenangan, dan kepuasan. Namun, alasan utama mengapa tidak mudah untuk mendefinisikannya adalah karena kebahagiaan sangat subyektif.

Sebagaimana kesuksesan, definisi bahagia memiliki banyak versi tergantung persepsi masing-masing individu. Sukses bagiku, belum tentu sukses bagi kalian. Bahagia bagiku belum tentu bahagia bagi kalian, betul tidak?

Sepasang suami istri merasa bahagia saat mereka dianugerahi anak, tapi bagi sepasang suami istri lain keberadaan anak justru merepotkan mereka. Seorang pegawai merasa sudah bahagia saat ia naik pangkat atau jabatan, sementara pegawai lain belum bahagia karena gajinya belum mencukupi kebutuhan hidupnya. Dari sini bisa kita lihat, kriteria bahagia itu berbeda-beda tergantung posisi dan kebutuhan setiap orang di dunia.

Cara Mudah Agar Kita Lebih Bahagia

Meski indikatornya sangat subyektif, ternyata ada satu cara mudah agar kita bahagia. 

"Jika kamu ingin merasa lebih bahagia, saat ini juga, buat teman tersenyum." - Deepak Chopra

Seperti yang dikatakan Deepak Chopra, rahasia agar kita lebih bahagia adalah dengan membuat orang lain tersenyum karena kebaikan yang sudah kita lakukan.

Tindakan kebaikan atau, yang dalam bahasa psikologi kerap disebut altruisme (memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain; kebalikan dari egoisme) diajarkan oleh setiap agama dan dianjurkan oleh setiap tradisi kearifan dunia selama ribuan tahun. Namun lebih dari itu, perasaan bahagia karena sudah berbuat kebaikan sudah lama menjadi bahan penelitian banyak ilmuwan.

Dalam satu penelitian, para peneliti meminta  sekelompok orang untuk melakukan tindakan kebaikan pada orang lain selama empat minggu, sekecil apapun kebaikan yang bisa mereka lakukan. Seperti memberi tip pada pemusik jalanan, berbagi payung dengan orang asing di tengah hujan, menyingkirkan batu atau kayu yang melintang di jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline