Kabar gembira datang dari negeri Cina. Perusahaan farmasi dan bioteknologi Sinovac Life Sciences Co, Ltd (Sinovac Biotech) telah mengirim sample vaksin corona untuk diuji klinis di Indonesia. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengakui vaksin Sinovac Biotech itu saat ini sedang dilakukan uji klinis di Indonesia.
"Iya memang vaksin Sinovac sudah sampai di Indonesia, sekarang dalam proses uji klinis tahap 3 di Bio Farma," ujar Arya dalam keterangannya, Senin (20/7/2020).
Arya menjelaskan, setelah melewati uji klinis, maka vaksin tersebut akan diproduksi di Indonesia. Menurut dia, banyak negara di dunia yang mengajak Indonesia untuk mengembangkan vaksin corona.
"Jadi Bio Farma memang posisinya di kalangan internasional dan dunia vaksin memang terkenal dan dianggap mampu melakukan pembuatan dan uji klinis. Jangan heran kalau Bio Farma memang dipercaya beberapa negara untuk diikutsertakan," kata Arya.
Sekilas Tentang CoronaVac, Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac
Sejak pandemi Covid-19 merajalela di seluruh dunia, tidak kurang dari dua lusin upaya penelitian yang sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin pelindung terhadap virus corona baru yang menyebabkan Covid-19. Sinovac Biotech termasuk salah satu perusahaan yang berada di garis depan penelitian vaksin corona.
Sinovac telah memprakarsai pengembangan vaksin bernama CoronaVac sejak Januari lalu dan diberikan persetujuan untuk melakukan uji klinis fase 1 dan 2 di Cina yang dimulai pada bulan April.
Pada pengujian tersebut, para peneliti Sinovac mengklaim vaksin buatan mereka dapat menginduksi antibodi penawar pada "di atas 90%" orang yang diuji selama 14 hari setelah menerima dua suntikan dalam dua minggu terpisah.
Hasil pengujian awal itu didapatkan pada studi terkontrol plasebo tahap 1 yang dilakukan terhadap 143 pasien, dan studi terkontrol plasebo tahap 2 yang dilakukan terhadap 600 pasien.
Studi terkontrol plasebo adalah cara untuk menguji terapi medis di mana satu kelompok subjek menerima perawatan untuk dievaluasi, kelompok kontrol terpisah menerima perawatan "plasebo" palsu yang secara khusus dirancang untuk tidak memiliki efek nyata. Plasebo paling sering digunakan dalam percobaan buta, di mana subyek tidak tahu apakah mereka menerima pengobatan nyata atau plasebo.
"Penelitian fase 1&2 kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons kekebalan," kata CEO Sinovac Weidong Yin, dalam sebuah pernyataan.