Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Mengapa Mahasiswa Tidak Suka Menulis?

Diperbarui: 1 Juni 2020   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak dini kita dididik bahwa menghafal dan matematika lebih penting daripada menulis prosa yang baik (unsplash.com/@jetshoot)

Pernah enggak kamu menemukan mata kuliah atau mata pelajaran menulis praktis?

Sepengalamanku selama sekolah hingga tamat kuliah, aku belum pernah menerima pelajaran menulis. Kalau menulis (mengarang)  indah, ya. Tapi bukan pelajaran khusus, melainkan masuk dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia.

Padahal, dunia akademis tak bisa dilepaskan dari praktik menulis. Baik itu menulis esai akademik biasa, jurnal ilmiah hingga skripsi atau tesis. Tapi mengapa banyak anak sekolah hingga mahasiswa tidak suka (bahkan sampai taraf benci) menulis?

Ini tak bisa lepas dari sistem pendidikan kita yang masih tradisional dan bersifat skolastik, hanya mengandalkan kemampuan kognitif sederhana di tingkat paling rendah, seperti mengenal, membandingkan, melatih, dan menghapal. 

Untuk unggul dalam disiplin ilmu apa pun (setidaknya di kelas) kita sejak dini dididik bahwa menghafal dan matematika lebih penting daripada menulis prosa yang baik. Kita mendapat nilai dari apa yang kita ketahui, bukan dari seberapa baik kita mengomunikasikannya.

Karena tidak pernah diajarkan (secara intensif) bagaimana cara menulis dengan baik, atau mengomunikasikan ide dan pengetahuan mereka dalam bentuk tulisan, tak perlu heran jika sampai sekarang mahasiswa tidak menyenangi aktivitas tulis menulis. 

Mahasiswa lebih menyukai soal-soal pilihan ganda dan jawaban singkat dari apa yang sudah mereka hafalkan daripada soal-soal yang jawabannya harus berupa uraian interpretasi mereka.

Akibatnya, dunia akademis di mana anak-anak muda sedang belajar untuk menjadi dokter dan pemimpin ilmiah masa depan kita hampir menjadi identik dengan "penulis yang buruk". Walaupun ini sama sekali tidak berlaku bagi semuanya, tapi identifikasi ini dengan cepat menjadi stereotip.

Menulis adalah bagian penting dari keberadaan kita, terutama dalam masyarakat global modern. Kita memang bisa berkomunikasi tatap muka untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan yang bisa membawa perubahan. Tetapi, tetapi untuk benar-benar menghasilkan dampak dan pengaruh pada banyak orang sekaligus, kita harus dapat mentransfer ide-ide itu dengan jelas melalui tulisan.

Apa gunanya semua pengetahuan yang kita dapatkan jika kita tidak bisa mengomunikasikannya dengan cara yang akan membuat orang duduk dan memperhatikan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline