Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Membandingkan Jokowi dengan Jacinda Ardern dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Diperbarui: 25 April 2020   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jacinda Ardern dianggap salah satu pemimpin yang sukses menangani pandemi Covid-19 (foto: Xinhua melalui theguardian.com)

Di saat banyak negara masih bekerja keras meratakan kurva penyebaran virus corona, Selandia Baru selangkah lebih maju. Hingga Rabu (24/4), pemerintah Selandia Baru melaporkan kurang dari 20 kasus kematian total positif corona.

Menurut para ahli, ada beberapa faktor yang membantu Selandia Baru sukses membendung penyebaran virus corona. Sebagai negara yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang relatif terisolasi di bagian bawah Pasifik Selatan, Selandia Baru berada dalam posisi yang menguntungkan untuk menghentikan penyebaran virus. Jumlah penduduknya sekitar 5 juta yang tersebar di beberapa pulau besar sehingga tingkat kepadatan penduduk di setiap kota tidak begitu tinggi.

Melihat Gaya Kepemimpian Jacinda Ardern Dalam Menangani Pandemi Covid-19

Meski begitu, keuntungan dari sisi geografis ini tak akan banyak membantu jika tidak didukung oleh kebijakan pemerintah. Dan, menurut para ahli, gaya kepemimpinan dan kebijakan yang diambil Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menjadi faktor kunci kesuksesan negara ini menghentikan penyebaran virus corona.

Pandemi Covid-19 mungkin merupakan ujian terbesar kepemimpinan politik dunia yang pernah disaksikan. Setiap pemimpin negara di planet ini menghadapi potensi ancaman yang sama. Setiap pemimpin bereaksi berbeda, dengan gayanya sendiri. Dan setiap pemimpin akan dinilai berdasarkan hasilnya.

Jacinda Ardern, perdana menteri Selandia Baru yang berusia 39 tahun dianggap salah satu pemimpin yang sukses dalam menangani pandemi Covid-19 di negaranya. Gaya kepemimpinannya adalah salah satu empati dalam krisis yang menggoda banyak orang untuk berjuang sendiri.

Kita pernah menyaksikan gaya kepemimpinan empati Jacinda Ardern ini saat Selandia Baru diguncang aksi teror tunggal pada 15 Maret 2019 lalu. Ketika itu, 51 warga muslim Selandia Baru tewas dan 20 lainnya terluka dalam aksi penembakan brutal yang dilakukan Brenton Tarrant terhadap puluhan muslim di Masjid Al-Noor, Christchurch. Jacinda Ardern dalam pidatonya menyebut aksi teror itu sebagai "salah satu dari hari-hari tergelap di Selandia Baru."

Kepemimpinan empati ini kembali diperlihatkan Jacinda Ardern saat Selandia Baru mengonfirmasi kasus positif corona pertamanya. Pesan yang disampaikan Jacinda Ardern jelas, konsisten, dan entah bagaimana serentak menenangkan rakyatnya. Pendekatannya tidak hanya beresonansi dengan rakyat Selandia Baru pada tingkat emosional, tapi juga mampu menanamkan kepercayaan yang mendalam terhadap setiap kebijakan yang diambilnya.

Tampil Natural Menyapa Rakyat Lewat Facebook Live

Jacinda Ardern tidak hanya tampil resmi di layar televisi untuk menjelaskan setiap kebijakan pemerintah. Salah satu pendekatan terbaik yang dilakukannya adalah menayangkan obrolan Facebook Live yang sering bersifat informal dan informatif.

Dalam salah satu sesi Facebook Live tepat sebelum Selandia Baru melakukan lockdown nasional, Ardern tampil dengan hanya mengenakan kaos usang di rumahnya. Dengan nada riang Ardern meminta maaf atas penampilannya karena dia baru saja menidurkan anak perempuannya yang masih balita. Kemudian, Ardern memulai sesi obrolannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline