Tak ada aplikasi yang paling populer dan digunakan jutaan orang selama pandemi Covid-19 selain Zoom. Aplikasi konferensi video ini meledak, pertumbuhannya melampaui aplikasi sejenis bahkan aplikasi gim atau media sosial lainnya.
Hingga Maret 2020, 200 juta orang menggunakan Zoom setiap hari dibandingkan dengan hanya 10 juta pada bulan Desember. Ledakan pertumbuhan ini membuat sang pendiri, Eric Yuan menjadi milyarder baru sejak Zoom go publick pada 2019.
Awalnya, Zoom didedikasikan untuk layanan perusahaan yang ingin menyelenggarakan webinar dan rapat. Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia membuat Zoom kali ini digunakan untuk tujuan personal. Zoom sekarang digunakan oleh orang-orang yang harus menjalani karantina di rumah mereka untuk sesi pelatihan online, kelas pendidikan, pesta, dan banyak lagi.
Isu Kerentanan Keamanan dan Privasi Pengguna Aplikasi Zoom
Sayangnya, popularitas Zoom diiringi isu kerentanan keamanan aplikasi. Banyak pihak juga mengklaim Zoom tidak melindungi privasi penggunanya.
Bulan lalu, penyelidikan oleh Motherboard menunjukkan bahwa aplikasi Zoom untuk iPhone dan iPad mengirim data tentang perangkat pengguna ke Facebook, termasuk orang-orang yang tidak memiliki akun Facebook.
Zoom dengan cepat merespon hasil penyelidikan tersebut dan mengklaim sudah berhenti mengirimkan data pengguna ke Facebook. Namun, masalah keamanan lain terus bermunculan.
Fenomena Zoombombing
Mantan peretas NASA mengatakan celah keamanan Zoom memungkinkan seorang pengguna yang tidak bertanggung jawab dapat mengontrol microphone dan webcam pengguna lain. Selain itu, pengguna lain juga bisa melancarkan "Zoom Bombing", fenomena baru di mana pengguna asing yang tidak diundang tapi bisa ikut dalam teleconference menunjukkan (misalnya) gambar porno melalui alat berbagi layar.
Zoombombing dapat terjadi karena Zoom menyediakan ruang konferensi virtual yang diidentifikasi dengan angka sembilan digit. Pada saat tertentu, kemungkinan ada ratusan ribu konferensi Zoom yang berlangsung dengan nomor unik yang terkait dengannya. Bahkan ada kemungkinan bahwa jika seseorang membuka Zoom dan mulai menebak kombinasi sembilan digit, orang itu mungkin dapat masuk ke konferensi tertentu tanpa ijin penyelenggaranya.
Selain dengan menebak kombinasi angka, peretas juga dapat memasuki konferensi tertentu yang membagikan konfigurasi nomor unik mereka di media sosial, situs web, atau hanya menyiarkannya. Dengan alasan ingin menggaet lebih banyak peserta, banyak penyelenggara konferensi atau rapat membagikan konfigurasi nomor unik Zoom mereka di media sosial.
Dari Google Sampai NASA Melarang Penggunaan Zoom
Rentetan isu keamanan dan layanan privasi pengguna ini membuat Zoom dicekal banyak perusahaan dan institusi negara. Beberapa waktu lalu, Google mengirim email kepada semua karyawan yang laptop kerjanya terinstal aplikasi Zoom. Mengutip berbagai bukti "kerentanan keamanan" Google memperingatkan karyawannya bahwa Zoom "tidak aman" dan akan mencopot perangkat Zoom Desktop Client dari laptop mereka.