"Mas, Aku beli Jilbab Corona ya?" pinta istriku di suatu pagi. Mendengar istilah 'Jilbab Corona', aku jadi bingung sendiri.
"Jilbab Corona? Yang kayak gimana sih?"
"Ini lho Mas. Tadi si Astrid pajang gambarnya di status WA. Katanya lagi ngetren. Aku mau beli buat contoh aja. Siapa tahu bisa bikin sendiri," jelas istriku sambil menunjukkan gambar perempuan mengenakan jilbab lengkap dengan maskernya yang menyatu.
Jilbab Corona, Kreativitas di Tengah Pandemi Corona
Oalah, ternyata yang dimaksud 'Jilbab Corona' itu jilbab niqab instan. Jadi, yang difungsikan sebagai masker adalah potongan kain jilbab di bagian dagu dan leher.
Di bagian ini, ada dua lapis kain. Satu lapis kain sebagai penyangga di dagu, dan satu lapis kain digunakan sebagai niqab dengan cara langsung ditarik ke atas sampai menutup hidung. Bagian cadar inilah yang dijadikan masker.
Sebenarnya, jilbab model ini sudah lama ada di pasaran. Berhubung tidak banyak perempuan muslimah yang terbiasa memakai niqab atau cadar, jilbab niqab instan ini pun tidak populer.
Namun, mewabahnya virus corona seolah membawa berkah tersendiri bagi jilbab ini. Apalagi sejak pemerintah dan otoritas kesehatan dunia mewajibkan setiap orang untuk memakai masker saat bepergian atau di luar rumah.
Para hijaber menyebutnya Jilbab Corona karena jilbab dengan masker yang menyatu ini mulai populer sejak pandemi Covid-19. Dengan memakai Jilbab Corona, perempuan muslimah tak perlu repot membeli dan memakai masker secara terpisah.
Apakah jilbab corona aman dan efektif menangkal penyebaran virus corona?
Menurut Ahmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penanganan pandemi Covid-19, masker berbahan dasar kain dapat dijadikan alternatif untuk mencegah penularan virus corona.
Sama seperti surgical mask atau masker bedah, masker berbahan dasar kain juga punya fungsi yang sama sebagai media penahan droplet (sumber penyebaran virus), baik droplet dari pemakai maupun droplet orang lain.
"(Penggunaan masker berbahan dasar kain) ini lebih baik dibanding tanpa pakai masker," kata Yuri