Di saat perhatian dunia tertuju pada kemenangan film Parasite dan aktor Joaquin Phoenix, ada satu nama pemenang Oscar yang luput dari perhatian. Padahal, sang pemenang ini punya kisah yang sangat unik, kalau boleh dibilang cukup menakjubkan terkait keberhasilannya meraih penghargaan bergengsi di bidang perfilman dunia ini.
Pada 2012, Matthew A. Cherry memposting di akun twitternya bahwa suatu saat nanti dia akan dinominasikan di ajang Academy Award:
I'm gonna be nominated for an Oscar one day. Already claiming it--- Matthew A. Cherry (@MatthewACherry) June 2, 2012
Empat tahun kemudian, mantan pemain NFL (sepakbola Amerika) yang memulai debutnya sebagai sutradara beberapa video musik dan film indie dengan anggaran murah ini kembali men-tweet prediksi bombastis: "Apakah ada seniman 3D yang mengikuti saya? Saya mendapat ide film pendek layak Oscar untuk pergi dengan gambar ini. Tangkap aku ."
Any 3D artists follow me? I got an Oscar worthy short film idea to go with this image. Get at me pic.twitter.com/aj5IAzisJn--- Matthew A. Cherry (@MatthewACherry) May 11, 2016
Dan Cherry memang berhasil. Delapan tahun setelah prediksi awalnya, Cherry membawa pulang piala Oscar untuk film animasi pendeknya, Hair Love. Film ini bercerita tentang seorang ayah keturunan Amerika-Afrika yang belajar menata rambut putrinya ketika ibunya dirawat di rumah sakit.
Sehari usai memenangkan penghargaan sutradara terbaik kategori film animasi pendek, Cherry membagikan ulang postingannya di tahun 2016, disertai caption: Nailed it!
Nailed it https://t.co/roqq0ohAP4--- Matthew A. Cherry (@MatthewACherry) February 10, 2020
Dalam pidato kemenangannya, Cherry mempromosikan pentingnya representasi dalam animasi dan untuk mengadvokasi UU CROWN, sebuah undang-undang yang diusulkan di negara-negara bagian di seluruh Amerika Serikat yang akan melarang diskriminasi berdasarkan gaya dan tekstur rambut.
"Kami ingin menormalkan rambut hitam," kata Cherry di podium.