"Yuk ah, entar keburu telat loh," kata seorang wanita.
"Makanmu dikit amat sih Vin, lebih banyak sisanya. Kamu lagi gak sakit kan?" kata seorang wanita lagi.
Aku melirik meja sebelah. Sebuah piring dengan sebongkah nasi tersisa, serta semangkuk sayur yang kulihat hanya dicicipi saja berada di depan wanita muda. Aku membayangkan nasi, sayur dan sisa lauk itu dalam hitungan menit akan menjadi penghuni tong sampah.
"Nggak, aku gak sakit kok. Cuma gak nafsu makan aja." jawab wanita yang dipanggil Vin itu. Wajahnya menunduk, jari-jari tangannya lincah menari di layar ponsel.
"Lha, kalau gak nafsu makan ngapain kamu pesan makanan segini banyaknya?" tanya temannya.
"Mau gimana lagi Ca, nasi satu atau setengah harganya sama aja. Sayurnya juga udah sepaket kan semuanya?" jawab si Vin.
Duh, pingin rasanya ikut nimbrung di percakapan mereka.
"Mbak, kalo udah tau nggak nafsu makan dan nggak bakal habis, ngapain pesen nasinya satu porsi? Kenapa nggak setengah aja? Ooo... karena harganya baik satu maupun setengah porsi sama aja? Terus kalau kamu nggak suka sayur, kenapa nggak minta tanpa sayur aja? Sekali lagi, hanya karena pake sayur nggak pake sayur, harganya sama aja?? Terus akhirnya menurutmu tak mengapa nasi dan sayur-sayur itu dibuang?
Sedih dan miris rasanya melihat makanan-makanan itu harus terbuang sia-sia. Aku memang paling gak suka melihat ada orang yang membuang-buang makanan. Menyisakan banyak makanan di piringnya, atau pesan makanan berlebih, untuk kemudian mereka buang di tong sampah.
Mereka seperti orang yang tak tahu terima kasih. Tak menghargai jerih payah para petani, peternak, nelayan, dan orang-orang lainnya yang bekerja keras demi memuaskan ego dan rasa lapar mereka.