Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Fenomena Kerajaan Fiktif, Delusi atau Halusinasi?

Diperbarui: 23 Januari 2020   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petinggi Sunda Empire, Rangga Sasana (dokumentasi Rangga Sasana melalui detik.com)

Macam-macam saja klaim yang dilontarkan Raden Rangga atau Raden Rangga Sasana atau Ki Ageng Rangga atau HRH Rangga. Salah satu petinggi Sunda Empire ini dalam perbincangannya dengan detik.com mengatakan Jack Ma dan Bill Gates adalah pembina Sunda Empire.

"Otomatis, dia (Jack Ma) gabung sama kami sama Bill Gates. Kami anggap jadi pembina dalam pembuatan empire system," ujar Raden Rangga saat berbincang dengan detikcom, Selasa (21/1/2020) malam.

Apa saja arahan kedua tokoh itu kepada Sunda Empire?

"Kaitannya dengan tata cara, e-commerce, berhubungan dengan bank, uang, pelaksanaan, perbankan, semua bidang ada dalam sistem itu," lanjutnya.

Klaim bahwa Jack Ma dan Bill Gates adalah pembina hanya salah satu dari sekian banyak klaim dan pengakuan yang diutarakan Rangga. Termasuk diantaranya adalah pengakuan Sunda Empire bisa menghentikan nuklir dan kekaisaran Sunda Empire lebih tinggi kedudukannya daripada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

"Sunda Empire-Earth Empire itu adalah kekaisaran matahari, kekaisaran bumi. Juga diartikan Sunda itu suku Sunda, tapi ini adalah tindakan, proses turun-temurun kekaisaran dari dinasti ke dinasti dan saat ini dinasti Sundakala," ucap Raden Rangga dalam videonya yang diunggah di akun YouTube dengan nama Pangeran Rangga (His Royal Highness/HRH).

Bagi orang awam biasa (seperti saya), berbagai pengakuan dari Rangga  ini sangat tidak masuk akal. Meski begitu (dan disinilah letak keajaiban Sunda Empire), banyak orang yang percaya. Hal ini terlihat dari sebuah postingan di akun YouTube saat petinggi Sunda Empire memberi arahan pada anak buahnya.

Fenomena kerajaan fiktif seperti Sunda Empire, Kerajaan Agung Sejagat maupun lainnya ditanggapi banyak pihak dari berbagai sudut pandang. Ada yang menilai ini pengalihan isu dari beberapa kasus mega korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri. Ada pula yang menilai ini bentuk ketidakpercayaan masyarakat pada tatanan pemerintahan saat ini.

Tetapi, saya justru menilai fenomena ini dari sudut pandang yang lebih urgen, yakni kesehatan mental.

Banyak pihak yang menganggap pendiri dan pengikut kerajaan fiktif adalah orang yang berhalusinasi. Bahkan beberapa media menjuluki Sunda Empire dan sejenisnya adalah kerajaan halu, akronim dari kerajaan halusinasi.

Tepatkah istilah tersebut?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline