Salah satu strategi digital marketing yang saat ini sedang populer adalah User Generated Content (UGC). Seperti namanya, UGC adalah konten yang dibuat pengguna.
Bisa berupa tulisan, foto, video atau suara yang diproduksi pengguna internet. UGC berbeda dengan konten di website atau media sosial perusahaan yang biasanya diproduksi oleh tim internal mereka.
Contoh paling jelas adalah wikipedia. Semua artikel yang ada di situs ensiklopedia umum ini termasuk dalam kategori UGC. Siapa pun dapat menulis artikel berdasarkan pengetahuan mereka. Sementara pengguna lain dapat mengevaluasi konten, menyarankan perubahan, atau bahkan membuat perubahan konten tersebut.
Contoh lainnya adalah platform blog sosial (social blogging) seperti Kompasiana. Kecuali artikel yang ditulis oleh tim Kompasiana, semua artikel yang ditulis pengguna Kompasiana (Kompasianer) adalah UGC.
Pada beberapa website yang menggunakan UGC keseluruhannya, mereka mencantumkan disclaimer atau peringatan bahwa artikel yang dimuat menjadi tanggung jawab pribadi penulisnya. Ini untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti penuntutan karena materi tulisan dianggap melanggar undang-undang.
Strategi Digital Marketing dengan Konten Buatan Pengguna
User Generated Content menjadi salah satu strategi digital marketing yang populer karena keotentikannya. Konsumen lebih menyukai cerita yang dituturkan orang lain daripada narasi yang dibuat perusahaan itu sendiri.
Bercerita adalah cara terbaik untuk menarik perhatian orang. Dengan bercerita, kita bisa memasukkan informasi ke dalam ingatan konsumen, dan menjalin hubungan pribadi yang akrab.
Pelanggan kita bisa menjadi saluran suara yang kuat dalam menceritakan apa saja yang terkait dengan brand, baik itu produk maupun layanannya dan membagikan cerita tersebut pada orang lain.
Misalnya jika bisnis kita bergerak di bidang travel. Di internet, ada milyaran pengguna yang membuat konten berupa cerita pengalaman wisata mereka.
Mungkin mereka punya cerita untuk tentang layanan pelanggan yang sangat baik yang mereka terima saat liburan, dan itu semua terjadi di salah satu hotel yang kita rekomendasikan.
Atau mungkin mereka hanya ingin memberi tahu orang-orang tentang betapa hebatnya kehidupan malam di kota yang mereka kunjungi, yang mana itu juga berkat itinerari dari perusahaan kita.