Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Bicara Gizi, Bicara Pentingnya Nutrisi untuk Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan

Diperbarui: 20 Oktober 2019   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara Bicara Gizi yang diselenggarakan Nutricia Sarihusada di Hotel Savana, Kota Malang (dokpri)

"Bagaimana kabarnya Zafran sekarang Bunda Iis?" tanya pembawa acara pada Bu Iis, ibunda Zafran.

Bu Iis tidak menjawab. Matanya terlihat berkaca-kaca. Pembawa acara kemudian mempersilahkan Bu Iis untuk duduk di tempat duduk di atas panggung. Setelah bersusah payah menahan air mata yang hendak jatuh, barulah Bu Iis bisa menceritakan keadaan Zafran, putra kandungnya yang menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB).

"Alhamdulillah Zafran keadaannya sehat. Saya mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga untuk tim dokter yang selama ini sudah membantu Zafran, hingga sekarang Zafran berusia 4 tahun. Saya masih ingat, saat lahir prematur dulu Zafran sempat divonis gagal janin. Detak jantungnya tidak bisa terdeteksi. Tapi saya tidak mau menyerah, saya minta tim dokter untuk memeriksanya kembali. Alhamdulillah, atas pertolongan para dokter dan kehendak Allah, Zafran lahir dengan selamat, meski selama hidupnya dia harus menderita Penyakit Jantung Bawaan. Bagi saya, Zafran adalah titipan istimewa dari Allah. Titipan yang harus kami jaga sebaik-baiknya. Titipan berharga yang memberi pelajaran bagi kami untuk bisa bersabar dan bersyukur."

Testimoni dari Bu Iis dan Bu Mirna, orangtua Akeyla (2 tahun) yang juga menderita Penyakit Jantung Bawaan membuka acara Bicara Gizi yang diselenggarakan Nutricia Sarihusada --sebagai bagian dari Danone Specialized Nutrition - di Hotel Savana Kota Malang pada Sabtu (19/10) kemarin. 

ara orangtua dari Komunitas Pejuang Jantung (PJB), blogger serta perwakilan media menyimak dengan penuh rasa haru atas testimoni yang disampaikan Bu Iis dan Bu Mirna.

Bu Iis (tengah) dan Bu Mirna (kiri) saat memberikan testimoni dari anak mereka yang menderita Penyakit Jantung Bawaan (dokpri)

Menurut data IDAI (2014), angka kejadian PJB di Indonesia diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup, yaitu sekitar 7 -- 8 diantara 1000 kelahiran setiap tahunnya.

"Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani dengan baik, resiko pasien tidak terselamatkan mencapai 50% pada bulan pertama kehidupan. Selain itu, salah satu permasalahan utama anak dengan PJB adalah tingkat status gizi yang buruk.

Untuk mencegah peningkatan morbiditas dan mortalitas yang berkaitan dengan malnutrisi pada anak dengan PJB, diperlukan deteksi dini dan pemberian nutrisi yang intensif sesuai pengawasan dokter." jelas Konsultan Kardiologi Anak Dr. Dyahris Koentartiwi, SpA(K) yang menjadi pembicara dalam acara tersebut.

Jantung yang normal memiliki katup, arteri, dan ruang yang membawa darah dalam pola peredaran darah: tubuh-jantung-paru-jantung-jantung-tubuh. Ketika semua bilik dan katup bekerja dengan benar, darah dipompa melalui jantung, ke paru-paru untuk oksigen, kembali ke jantung dan keluar ke tubuh untuk pengiriman oksigen. Ketika katup, bilik, arteri, dan vena mengalami malformasi (kelainan pembentukan), pola sirkulasi ini dapat terganggu[1].

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline