Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Jika Sudah Rekonsiliasi, Mengapa Masih Membully?

Diperbarui: 18 Juli 2019   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Momen pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto di kereta MRT dianggap banyak pihak sebagai titik puncak upaya rekonsiliasi. Sebelumnya, pihak Istana memang sudah mengisyaratkan keinginan untuk bertemu dengan kubu Prabowo. 

Namun, sebelum momen pertemuan "tidak sengaja" itu, keinginan pihak Istana seolah bertepuk sebelah tangan.

Baik Prabowo maupun Sandiaga Uno belum mau bertemu. Beberapa tokoh di kubu Jokowi pun kecewa, dan mengungkapkan ada pihak-pihak yang tak senang bila Jokowi bertemu Prabowo serta "memberi bisikan" pada pasangan capres 02 ini untuk menolak pertemuan rekonsiliasi.

Karena itu, momen pertemuan Jokowi dan Prabowo tak pelak memunculkan harapan bahwa sinyal rekonsiliasi semakin menguat. Sayangnya, fakta di kalangan akar rumput masyarakat mematahkan harapan tersebut.

Beragam reaksi, pendapat dan komentar muncul mengiringi pertemuan kedua tokoh yang saling berkompetisi dalam pilpres 2019 ini. Pendukung Prabowo-Sandi praktis terbelah dua. 

Satu pihak menyayangkan pertemuan tersebut, bahkan banyak pula yang menuduh Prabowo sudah mengkhianati umat, mengkhianati ijtima' ulama. Mereka ini, masih beranggapan bahwa pihak 01 melakukan kecurangan, karena itu tak pantas apabila Prabowo bertemu dan kemudian mengakui legalitas kemenangan kubu Jokowi-Ma'ruf.

Sementara pihak yang mendukung beralasan bahwa itu adalah bagian dari strategi Prabowo. Bahwa meski bertemu langsung dengan Jokowi, bukan berarti Prabowo sudah berkhianat dan beralih ke sisi petahana. 

Bahwa pertemuan "yang tidak disengaja" itu murni bukan keinginan Prabowo sendiri. Dan bermacam alasan lainnya yang intinya menyatakan sikap tidak keberatan dengan pertemuan tersebut.

Pertemuan Jokowi dan Prabowo tentu saja disambut gembira kubu petahana. Mereka menggambarkan pertemuan tersebut sebagai hasil kemenangan mutlak di kubu Jokowi. Bahkan, salah satu media nasional sampai menurunkan tajuk "Mengapa Prabowo akhirnya menyerah takluk."

Dari beragam reaksi yang diekspresikan masing-masing pendukung, harapan bahwa pertemuan Jokowi dan Prabowo menguatkan sinyal terjadinya rekonsiliasi nasional sepertinya masih jauh dari harapan. 

Sekalipun kedua tokoh itu sudah bertemu, benang persatuan antara kedua pendukung masih belum menyatu. Meskipun pertemuan Jokowi dan Prabowo dianggap sebagai puncak rekonsiliasi, sikap kedua pendukung masih tetap saling membully.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline