Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Tips Mempromosikan Konten Digital Menggunakan Penyingkat URL

Diperbarui: 4 Juli 2019   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (printrunner.com)

Sebelum tercipta sistem penamaan domain, alamat sebuah situs berupa deretan angka. Tentu ini sangat menyulitkan pengguna untuk mengingat deretan angka tersebut. Salah ketik satu angka tentu saja membuat situs yang dituju tidak akan bisa ditemukan.

Kemudian diciptakanlah sistem penamaan domain. Sistem ini tentu saja mempermudah pengguna untuk mengetik dan mengingat alamat situs yang hendak ditujunya. 

Dari semula berupa deretan angka, alamat situs kini bisa dituju dengan mengetikkan rangkaian huruf dan karakter yang membentuk nama tertentu sebagai penanda alamat situs yang dimaksud.

Mengenal sistem penamaan domain.

Tapi ternyata ini belum cukup memuaskan. Dasar manusia, kita pinginnya yang mudah-mudah saja. Karena di dunia internet ini orang berlomba-lomba membuat alamat situs, tentu saja terjadi persaingan penamaan domain.

Prinsip first come first serve pun diterapkan. Siapa cepat, maka dia dapat mendaftarkan nama-nama yang baik dan cantik sehingga mudah diingat audiens. Dengan begitu, nama situsnya punya nilai jual lebih.

Seperti apa nama situs yang "baik dan cantik" itu?

Ada enam prinsip dasar dari sistem penamaan domain, sehingga nama sebuah situs bisa digolongkan sebagai nama yang "baik dan cantik", yakni:

  • Mudah diketik, supaya pengguna terhindar dari salah pengetikan.
  • Mudah diingat
  • Unik, tidak mirip dengan yang lain
  • Relevan, nama situs harus bisa secara langsung menjelaskan tujuannya, jenis bisnis atau produk/layanan.
  • Bermakna positif atau netral
  • Tidak mengandung karakter lain

Konon, Larry Page memilih nama Google karena nama ini memiliki karakter yang cukup pendek, cuma 6 huruf sehingga mudah untuk diketikkan. Selain itu, konon pula alasan Page memilih nama Google adalah karena mudah diucapkan/dilafalkan.

Coba saja lafalkan sendiri nama Google, dan kemudian bandingkan dengan pelafalan nama perintis mesin pencari sebelumnya, Altavista. Faktor ini pula yang membuat beberapa platform mesin pencari memiliki nama yang pendek dan mudah diucapkan. Sebut saja Yahoo!, Yandex, atau Baidu. Kecuali DuckDuckGo yang mungkin memang tidak mempedulikan faktor pelafalan nama ini.

Semakin sedikit karakternya, semakin mudah diketikkan dan mudah diucapkan sehingga ujungnya nama situs itu mudah diingat pengguna. Karena itulah nama situs yang "cantik" seperti ini harganya mahal, bisa mencapai milyaran rupiah. Sebagai contoh, nama situs JD.id harus ditebus dengan harga 500 juta rupiah!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline